Kamis, 11 April 2013

FF-Series (Mocca Cappu `Chino') Chapter 6


Author: Echa aka Choi Hyo Joo
Twit: @Echa407
Cast :

Main:
-Lee Donghae
-Cho Kyuhyun
-Choi Hyo Joo

Support:
-Kim Soo Ae
-Nichkhun
-Park Han ni
-Lee Hyuk Jae aka Eunhyuk
-Other Cast you can find it by yourself
Genre: Friendship, motivation, dll
Length: Series

Disclaimer : This Fanfiction pure made by me, start from my brain ^^ its never published before at the other place, NO PLAGIAT! NO COPY PASTE!

Annyeong.. mian author baru sempet nongol.. mumpung liburan sebelum UAS.. Author mau kasih lanjutan FF yg sprtinya sudah lama terabaikan oleh author.. MIAN juga blum smpet bles komenan dipart sebelumnya... pulsa modemnya limit... ehehehee... 

WARNING:
DON'T FORGET TO COMENT + LIKE AFTER YOU READ... :D

Oke langsung aja ditengoookkk...

Author POV
Kyuhyun datang dengan wajah geramnya dan segera meraih foto-foto yang terpampang kemudian merobeknya tanpa ampun. Ia meremas sebagian potongan foto yang tersisa dikepalannya. Matanya menatap tajam pada satu titik sementara mahasiswa lain yang berada ditempat itu hanya memandangnya sambil berbisik satu sama lain.
Saat ia hendak melangkah, tiba-tiba langkahnya terhenti karena seseorang menyentuh bahunya dari belakang. Kyuhyun berbalik. Ia terlihat sedikit terkejut ketika mendapati namja yang kini ada dihadapannya. Mereka pun itu pun saling bertukar pandang sejenak.
Wae geurae?” tanya Kyuhyun yang sepertinya tak senang bahunya disentuh.
Keuraeyo?” kata namja itu serius.
“Apa maksudmu?” kata Kyuhyun tak acuh.
Kali ini namja itu terdiam.
“Semuanya bukan urusanmu,” kata Kyuhyun yang berbalik dan beranjak pergi. Sejenak ia berbalik kearah namja tadi dan berkata, “Nice to meet you again,” ia kembali berbalik dan meneruskan langkahnya.

Donghae POV
Aku menyusup diantara kerumunan Mahasiswa yang entah tengah melihat apa. Akhirnya dengan bersusah payah, aku pun tiba disumber yang telah membuat kampus ramai pagi ini. Entah mengapa lagi-lagi aku tak mengerti atas apa yang telah aku lakukan. Tidak biasanya aku ikut campur urusan orang lain.
Aku melihat beberapa foto yang terpampang. Betapa terkejutnya diriku melihat wajah seorang namja yang aku kenal difoto itu. Itu jelas sekali. Dia benar-benar Cho Kyuhyun. Berkali-kali aku lihat pun, ia memang Cho Kyuhyun. Tapi siapa yeoja yang tengah dipeluknya mesra itu? Aku berpikir dan terus berpikir. Sepertinya diotakku ini menyimpan separuh ingatan mengenai yeoja itu. Setelah berusaha mengingat wajah yeoja itu akhirnya aku mendapatkan jawabannya. Dia adalah yeoja heels itu.
“Bagaimana bisa? Apa itu artinya dugaanku benar?” gumamku.
Aku teringat kembali pada kejadian semalam saat aku dan yeoja itu tengah asyik menyanyikan lagu dengan piano. Ia berkata bahwa itu adalah lagu untuk ex-boyfriend-nya. Aku sempat berpikir bahwa itu adalah Kyuhyun. Dan pagi ini, aku yakin bahwa mereka memiliki hubungan yang tidak biasa.
Saat aku akan beranjak pergi, tiba-tiba seorang namja datang dengan wajah marah dan merobek foto-foto tersebut. Itu adalah Kyuhyun. Aku menjadi semakin bingung. Aku berada tepat dibelakangnya saat ini. Saat aku sadari kalau ia akan segera beranjak pergi, aku beranikan diri untuk menghentikannya. Aku raih bahunya. Ia berbalik kearahku dan kami saling bertatapan. Tatapan ini, adalah tatapan yang sangat asing. Sudah setahun kami tak menatap satu sama lain. Aku melihat jelas kalau ia sedikit terkejut melihatku.
Wae geurae?” tanya Kyuhyun yang.
Keuraeyo?” kataku serius.
“Apa maksudmu?” kata Kyuhyun acuh.
Aku terdiam. Aku menyadari bahwa tak seharusnya aku menanyakan ini. Aku tahu bagaimanapun hubungan kami memang sudah renggang.
“Semuanya bukan urusanmu,” kata Kyuhyun yang berbalik dan beranjak pergi. Sejenak ia berbalik kearahku.
 “Nice to meet you again,” ia kembali berbalik dan meneruskan langkahnya.

Melihat sikapnya yang sangat dingin dan acuh padaku, aku tak merasa sedih ataupun kesal. Karena aku tahu kalau ini sangat wajar. Ia pantas memperlakukanku seperti itu. Aku pun pergi meninggalkan tempat ini yang kelihatan sudah tak seramai tadi.

oooOOOooo

Author POV

Han ni menghampiri Soo Ae yang tengah terduduk dibawah pohon.
Mwo haeyo (sedang apa)?” tanya Han ni yang duduk disamping Soo Ae.
Soo Ae tak menjawab. Ia terlihat masih terisak.
“Kau menangis?” selidik Han ni.
“Bukan urusanmu,” kata Soo Ae yang mulai mengusap sisa airmatanya.
Yeogi,” Han ni menyodorkan sebuah sapu tangan kepada Soo Ae.
Soo Ae menoleh perlahan dan memandang wajah Han ni. Han ni tersenyum. Soo Ae pun mengambil sapu tangan tersebut dan memakainya.
“Bukankah aku sudah mengingatkanmu,” kata Han ni.
“Maksudmu?”
“Jangan berpura-pura tak mengerti lagi. Aku tahu kau mengerti maksudku,”
Nan jeongmal pabo! Aku memang tak mengerti apa-apa. Bahkan aku tak mengerti mengapa aku begini?” kata Soo Ae sambil meremas rambutnya yang nampak frustasi.
“Tak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Kau hanya akan terlihat semakin bodoh,”
Soo Ae menatap Han ni.
“Apa aku salah jika aku marah pada sahabatku seperti ini?” tanya Soo Ae.
“Disaat seperti ini kau masih saja memikirkannya. Kau ini memang bodoh rupanya,” kata Han ni.
Soo ae terdiam. Ia nampak bingung apa yang akan ia katakana selanjutnya.
“Apa sebenarnya salahku?” keluh Soo Ae.
“Kesalahanmu adalah karena kau terlalu bodoh,”
“Mengapa kau selalu berkata kalau aku bodoh? Aku memang bodoh, arayo,”
“Justru aku begini agar kau mengerti bahwa kau tidak seharusnya bersikap bodoh lagi,” kata Han ni yang nampak kesal.
“Kebodohanmu adalah terlalu mempercayai sahabatmu. Kau terlalu naïf. Kau berpikir bahwa sahabatmu itu bagai malaikat yang tak mungkin menyakitimu. Harusnya kau dengarkan aku,” lanjut Han ni.
“Aku tak menyangka kalau ia akan menusukku,” kata Soo Ae pelan. “Sepertinya aku harus kembali ketempatku semula. Aku tidak akan sanggup berada disini lagi,” lanjut Soo Ae.
Mworago? Jadi kau akan menyerah? Lalu membiarkan sahabat yang telah merebut cintamu tersenyum diatas kehancuranmu?” kata Han ni bertubi-tubi.
“Apa lagi yang aku lakukan? Apa aku harus berada disini dan menyaksikan mereka? Itu lebih menyakitkan,”
“Setidaknya kau tunjukkan bahwa kau kuat,”
“Maksudmu?”
“Bukankah selama ini tak ada yang memandangmu? Tak ada yang menoleh kearahmu? Bagaimana bisa Kyuhyun memandangmu? Kau lihat dirimu. Kau terlalu asyik dalam baying-bayang Hyo Joo. Tidak akan ada yang dapat memandangmu. Itu karena kau tertutupi. Setidaknya sekarang kau tunjukkan siapa dirimu. Aku yakin kau bisa terlihat tanpa bayang-bayang Hyo Joo. Kau memang pintar. Tapi kau tertutupi. Sekarang saatnya kau berdiri diatas kakimu sendiri,” jelas Han ni.
“Sebenarnya apa tujuanmu mengatakan ini padaku? Aku yakin kau punya maksud lain,” selidik Soo Ae.
“Ini karena aku kasihan padamu. Karena aku pernah berada diposisimu. Setidaknya aku tak sepayah dirimu yang hanya bisa menangis,” kata Han ni. Kemudian ia bangkit berdiri. “Keurae, sepertinya aku sudah cukup banyak berbicara. Aku harap kau mengerti ucapanku. Pikirkan itu baik-baik Kim Soo Ae. Na ganta (aku pergi dahulu),” Han ni beranjak pergi dan meninggalkan Soo Ae.

oooOOOooo

Hyo Joo POV
Aku mencoba  focus dengan pelajaran yang tengah berlangsung. Aku tak melihat Soo Ae lagi yang senantiasa duduk disampingku. Kali ini aku benar-benar merasa sendiri. Sae ri dan Eunhyuk yang duduk didepanku tak hentinya menoleh kearahku. Mereka meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan aku tahu bahwa semuanya memang sudah kacau. Aku menoleh kekanan tempat dimana Kyuhyun duduk. Bahkan ia pun tak ada disana. Apa aku pantas disini?
“Nona Choi!” panggil Min Jae seongsaengnim.
Aku mendongak.
“Selesai pelajaran kau harus keruanganku,” perintahnya.
Ne, algesseumnida,” kataku.
Pelajaran pun selesai. Aku sangat malas menghadap Min Jae seongsaengnim. Tapi apa boleh buat, aku masih beruntung karena ia memberikanku izin mengikuti pelajarannya.
Gwaenchanayo?” tanya Eunhuk padaku.
Ne, gwenchana,” kataku yang mencoba tersenyum.
“Hyo Joo~yah, kau tak usah khawatir. Soo Ae pasti tidak akan apa-apa,” hibur Sae ri padaku.
Aku hanya membalas dengan senyum.
Na ganta,” kataku.
Oedi gaseyo?” tanya Sae ri.
“Aku akan mengahadap Min Jae seongsaengnim. Na ganta,”
Ne, haeng-uneul bireoyo! (good luck!),” sambung Eunhyuk.
Ne,” kataku yang kemudian berlari pergi.
oooOOOooo

“Sudah kuberi kau keringanan waktu seminggu!” teriak Min Jae seongsaengnim.
Aku yang terkejut menelan ludahku.
N-n-ne,” kataku terbata.
“Kau ini benar-benar membuatku marah! kau pikir aku tak mengetahui saat kau melamun sepanjang pelajaranku?” katanya lagi.
Aku terkejut untuk kesekian kalinya. `Jadi ia tahu kalau aku tadi melamun,’ batinku.
“Aku tidak mau tau. Percuma jika aku menambah hukumanmu. Besok pagi kau harus sudah mengumpulkan tanda tangan itu!” katanya tegas.
Ne?” kataku .
“Kau ini bukankah peserta `Dream Theater’? Mana mungkin kau tak mengenal para mahasiswa populer? Selesaikan tugasmu mala mini juga!”

oooOOOooo
Author POV

Hyo Joo berjalan dengan langkah beratnya. Ia mengacak rambutnya frustasi sambil tertunduk. Tak sengaja ia berpapasan dengan Kyuhyun. Ia mencoba menghindar kesebelah kanan, namun Kyuhyun juga mengambil langkah kekanan. Ketika ia mengambil langkah kekiri, Kyuhyun pun sebaliknya. Akhirnya Hyo Joo berhenti ditempat.
“Silahkan,” Hyo Joo memberi ruang untuk Kyuhyun.
Kyuhyun pun berjalan melewati Hyo Joo. Hyo joo yang akan memulai langkahnya kembali akhirnya terhenti setelah mendengar ucapan Kyuhyun.
Jeosonghamnida,”
Hyo Joo terhenti dan menoleh.
“Untuk apa?” tanya Hyo Joo.
“Untuk hari ini,”
“Apa aku pantas mendapatkan ucapan permintaan maaf?”
“Apa yang kau katakan?”
Aniyo. Amuildo anieyo,”
“Aku benar-benar meminta maaf,”
Ara. Aku tahu kalau kau sungguh-sungguh. Untuk orang sepertimu yang tak pernah mengucapkan maaf, kali ini kau terlihat lebih baik,” kata Hyo Joo.
Gomawoyo,” kata Kyuhyun. Nampak wajahnya dengan rasa bersalah.
Keurae. Na ganta,” kata Hyo Joo. Kyuhyun mengangguk.
Merekapun saling mengambil langkah mereka masing-masing.

oooOOOooo

Hye na tengah berada disebuah ruangan. Ia nampak tengah mencari seseorang.
“Dimana dia? Sepertinya tak ada orang disini. Bukankah Han ni bilang dia sering berlatih disini,” kata Hye na dengan wajah bingung.
Tiba-tiba saat ia hendak keluar bajunya tersangkut dipiano. Alhasil, itu membuat roknya robek. Hye na panic. Ia bingung memikirkan cara bagaimana ia keluar dengan roknya yang robek.
“Aaa! Eottokhae?” keluh Hye na.
“Aisshh! Bagaimana aku bisa keluar. Ini sangat memalukan,”
Tiba – tiba terdengar langkah kaki seseorang yang memasuki ruangan itu. Hye na pun terkejut. Ia segera bersembunyi dibalik piano.
“Aisshhh… mengapa dia datang saat sekarang?” keluh Hye na.
“Donghae~yah!” panggil seorang namja yang baru saja datang. Rupanya ia adalah Ryeowook.
“Kemana dia?” kata Ryeowook.
“Tunggu. Sepertinya ada seseorang tadi disini,” lanjut Ryeowook yang melihat sobekan kain dipiano.
Eottokhae?” batin Hye na cemas.
Ryeowook merasa curiga. Ia pun mengedarkan kedua matanya untuk menyelidiki ruangan tersebut. Ia menundukkan badannya kebawah piano yang memang sedari tadi ia curigai. Ia tersentak ketika melihat Hye na yang terduduk disana. Tubuh Ryeowook terbanting dilantai. Sementara Hye na yang juga kaget pun berteriak dan menutupi wajahnya dengan kedua matanya.
N-n-nuguya?” kata Ryeowook.
“Jangan takut. Ini aku. Hye na,” Hye na membuka kedua telapak tangannya yang sedari tadi menutupi wajahnya.
Neon? Mwo haeyo?”
N-n-na,” kata Hye na terbata. `aigo! Bagaimana aku menjelaskan padanya?’ batin Hye na.
Waeyo? Ayo keluar dari sana,” kata Ryeowook yang mulai mendekat kembali kepada Hye na.
“Jangan mendekat!” bentak Hye na.
Ryeowook pun bingung.
W-w-wae? Aku kan hanya.. “
Jeosonghamnida. Aku tidak bermaksud membentakmu. Aku.. “ potong Hye na.
Mwo?”
Chom dowa juseyo? (Can you help me?)” tanya Hye na.
Mwoya?”
“Sebenarnya ini sangat memalukan,” kata Hye na pelan. “Rokku tak sengaja tersangkut tadi. Dan kau tahu apa? Rokku robek. Aku tak berani keluar dengan keadaan seperti ini,” jelas Hye na yang pipinya mulai memarah.
Ryeowook tertawa mendengar penjelasan Hye na.
“Mengapa tertawa?” tanya Hye na kesal.
“Kau lucu sekali,” kata Ryeowook yang tak hentinya tergelak.
“Yasudah kalau kau tak ingin membantu biar aku pergi saja,” kata Hye na yang kemudian bangkit berdiri.
Ryeowook yang melihat Hye na berdiri segera memalingkan wajahnya ketika tak sengaja ia melihat rok Hye na yang robek. Ia menutupi kedua matanya dengan telapak tangannya.
“Ya! Kau gila?” kata Ryeowook tanpa menatap Hye na.
Mwo?” kata Hye na yang menoleh kepada Ryeowook. Ia melihat Ryeowook yang tengah membelakanginya. Ia pun menyadari bahwa pasti Ryeowook sudah melihat roknya yang robek. Refleks ia menutupi roknya dengan kedua tangannya sambil menggigit bibirnya.
“Aisshh! Apa yang kau lihat?” tanya Hye na.
Opsoyo. A-a-amugoto opso,”
Ryeowook membuka sweater yang tengah ia kenakan perlahan.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Hye na cemas.
“Tenanglah,” kata Ryeowook. Kemudian ia menyodorkan sweater-nya kepada Hye na yang berada dibelakangnya tanpa menoleh. “Pakailah ini untuk menutupi itu,”
Mwo?” Hye na mengambil sweater tersebut. “Keurae,” ia segera mengikat sweater tersebut dipinggangnya.
“Sudah?”
“Eemmm,”
Ryeowook menoleh dan memandang Hye na.
Keurom, aku pergi sekarang. Aku pinjam sweatermu, oppa,” kata Hye na.
Ne. Ka!”
Hye na pun beranjak meninggalkan ruangan tersebut. sementara Ryeowook kembali tersenyum melihat tingkah Hye na.

oooOOOooo

“Kau yakin tak melihat Soo ae?” tanya Sae ri pada Eunhyuk.
Ne,”
Eottokhae?” rengek Sae ri.
Mollaso,” kata Eunhyuk bingung.
“Bagaimana jika Hyo Joo tau? Dia pasti akan sangat sedih,” lanjut Sae ri.
“Mengapa semuanya menjadi serumit ini?”
“Ini semua salahku. Aku tahu Hyo Joo tak salah. Aku yakin,” kata sae ri.
“Mengapa kau menyalahkan dirimu?”
“Kalau saja bukan karena aku mungkin Hyo Joo dan Kyuhyun tidak akan saling dekat,” sesal Sae ri.
“Ya! Ini bukan salahmu. Jangan salahkan dirimu,” kata Eunhyuk mencoba menenangkan Sae ri. Ia merangkul bahu Sae ri. Sae ri pun menyandarkan kepalanya dibahu Eunhyuk.
Eunhyuk mengusap bahu Sae ri. Tiba-tiba Sae ri tersentak dan mengangkat kepalanya dari bahu Eunhyuk.
Wae geurae?” tanya Eunhyuk.
Aniyo,” kata Sae ri gugup. “Hyuki~yah sepertinya aku harus segera menemui Hyo Joo,” kata Sae ri yang segera bangkit.
“Aku ikut,” kata Eunhyuk.
Andwae!” kata Sae ri kencang. “Maksudku. Kau disini saja. Lagipula aku akan membicarakan masalah wanita pada Hyo Joo. Kupikir jika aku berbicara padanya dari hati kehati sebagai wanita mungkin itu akan menenangkan Hyo Joo,” kata Sae ri mencari alasan.
Keurae,”
Na ganta. Bye, Hyuki!” Sae ri menyempatkan memegang bahu Eunhyuk sebelum ia beranjak pergi.
“Anak itu benar-benar aneh,” kata Eunhyuk sambil menggelengkan kepalanya.

oooOOOooo

Hyo Joo POV
Seharian ini aku tak melihat Soo ae. Bahkan ia tak ada disetiap mata kuliah. Kemana dia? Aku benar-benar khawatir. Harusnya kami tengah berkumpul berempat sekarang untuk membicarakan persiapan audisi besok.
“Soo ae~yah nan bogoshippoyo,” ucapku lirih.

oooOOOOooo

Aku berusaha menyembunyikan kesedihanku. Aku segera mengambil secarik kertas dari dalam sakuku.
“Kim Ryeowook dan Lee Donghae. Kedua namja yang sebentar lagi akan memulai debut sebagai pasangan duet,” aku membaca kertas tersebut.
“Apa aku harus melakukan ini?” keluhku.
Aku melanjutkan membaca. “Park Han ni dan Shin Hye na. Dua yeoja yang sudah memulai debutnya di Jepang sebagai Girlband yang bernama, `H2Shine’. Ige mwoeyo? Mana bisa aku meminta tanda tangan dari yeoja yang bernama `Park Han ni’ itu?” kataku kesal.
“Tunggu. Bukankah aku hanya membutuhkan tiga tanda tangan? Kalau begitu biar aku meminta pada yeoja yang bernama Hye na saja,” kataku.
Aku mulai membaca kembali untuk mencari tau informasi mengenai yeoja yang bernama Hye na itu. Rupanya ia bukan mahasiswa asal universitas ini. Dia mahasiswa yang berkuliah di Jepang. Entah bagaimana bisa ia debut bersama  Han ni. Dan menurut kabar, ia akan segera menjadi mahasiswa disini.
Akhirnya aku sampai disebuah ruangan yang kudengar merupakan tempat dimana Ryeowook dan Donghae sering berlatih bersama. Aku pun tanpa ragu memasuki ruangan tersebut.
Annyeonghaseyo,” sapaku pada seorang namja yang terlihat tengah menulis sesuatu didekat piano.
Ne. annyeonghaseyo, “balasnya.
“Benarkah kau yang bernama Kim Ryeowook?” tanyaku.
Ne. keurae. Wae?”
Aku mulai mendekat.
“Begini. Aku Choi Hyo Joo dari semester satu kelas A2. Maksud kedatanganku kesini adalah untuk memenuhi tugasku,”
“Tugas?”
“Emm. Aku mendapat tugas dari Min Jae seongsaengnim untuk mengumpulkan tanda tangan dari mahasiswa populer disini. Jadi, aku ingin meminta tanda tanganmu. Bolehkah?”
“Apa kau yakin ingin meminta tanda tanganku?” kata Ryeowook sambil tersenyum kecil. “ bahkan aku baru akan debut esok lusa,”
“Aku yakin. Karena aku tahu kalau kau adalah mahasiswa yang populer bahkan sebelum kau debut,” rayuku.
“Kau berlebihan,” kata Ryeowook dengan tersipu. “Baiklah. Berikan aku pulpen dan bukumu,”
Yeogi,” kataku yang menyodorkan buku digenggamanku dan segera diambil oleh Ryeowook.
Gomawo, Oppa,” kataku setelah Ryeowook mengembalikan bukuku dengan berisi tanda tangannya.
“Jangan panggil aku dengan sebutan Oppa. Aku jadi merasa tua,” candanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Aku pun tersenyum.
Tiba-tiba datang seorang yeoja menghampiri kami.
Oppa!” panggilnya.
“Hye na~yah,”
Anyeong,” sapa yeoja itu padaku. Kemudian ia menghampiri Ryeowook.
Yeogi. Aku hanya ingin mengembalikan milikmu,” kata yeoja itu sambil menyodorkan sebuah kantung berwarna biru muda. “Gomawo,” ucapnya lembut.
Oppa , kau tak melihat Donghae oppa hari ini?” tanya yeoja itu pada Ryeowook.
Aniyo. Aku juga heran mengapa ia menghilang,” jawab Ryeowook.
Kemudian aku melihat yeoja itu berbisik pada Ryeowook. Aku sempat mendengar suaranya. “Itu yeojachingu-mu?” bisiknya. Sontak itu membuatku hampir saja tergelak. Namun aku menahannya dan berpura-pura tak mendengar.
Aniyo,” kata Ryeowook. “Ah biar aku kenalkan,” Ryeowook menghampiriku. “Ini Choi Hyo joo, mahasiswa semester satu,” jelasnya pada yeoja itu.
“Oh! Annyeong, Naneun Shin Hye na imnida,” kata yeoja yang ternyata bernama Hye na itu.
Bangapseumnida,” kataku.
Nado. Kebetulan, aku akan berkuliah disini juga. Semoga kita bisa sekelas yah,” ucapnya ramah.
“Ne. Aku sangat senang jika dapat sekelas dengan penyanyi terkenal sepertimu,” pujiku.
“Kau bisa saja,” kata Hye na tersipu.
“Apa-apaan ini? Sepertinya ada yang mengabaikanku,” kata Ryeowook.
Mwoya?” rajuk Hye na.
“Ah. Hye na~yah,” panggilku.
Ne,”
Yeogi,” aku menyodorkan bukuku.
Mwoya?”
“Aku ingin meminta tanda tanganmu. Anggap saja ini permintaan dari seorang Fans,” kataku.
“Kau tak perlu begitu. Aku akan memberikannya sebagai hadiah pertemanan kita,” katanya. Aku langsung tersenyum.
Gomawoyo,” kataku.
Aku msih tak mempercayai bahwa yeoja yang bernama Hye na akan sebaik dan seramah ini. Untunglah, karena itu memudahkanku.

oooOOOooo

 “Mwo?” kata Han ni.
“Sudah ku katakana bahwa aku meminta tanda tanganmu,” Kata Hyo Joo.
“SIREO!”
“Jebalyo,” rengak Hyo Joo.
“Aku bilang tidak itu artinya tidak!”
“Park Han ni!” bentak Hyo Joo.
“MWO?”
“Jebalyo,” kali ini Hyo Joo berlutut dihadapan Han ni.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Han ni bingung.
“Aku bilang aku butuh tanda tanganmu,” Hyo Joo.
“SIREO!!! SIREO!!!!” teriak Han ni.
Hyo Joo terlihat bingung melihat Han ni yang histeris. Ia pun pergi.

oooOOOooo

“Jebalyo?” rengek Hyo joo kali ini dihadapan Donghae.
“Apa kau selalu menyedihkan seperti ini,” sindir Donghae.
“Kumohon. Apapun yang harus aku lakukan aku akan melakukannya. Asal kau memberikan tanda tanganmu disini. Dibuku ini,” rayu Hyo Joo.
“Sireo,”
“Sireo?” kata Hyo Joo kesal.
“Wae?”
“Aniyo,” Hyo Joo berusaha memendam kekesalannya.
“Naga!”
“Sireo,”
“Naga!” Donghae menarik tangan Hyo Joo untuk menyuruhnya pergi.
“Sireo,” kata Hyo joo bersikeras.
“Neo,”
“Mwo?”
“Jadi kau ingin tanda tangan?” tanya Donghae yang mendekatkan wajahnya dengan wajah Hyo Joo. “Berikan aku bukunya,” Hyo Joo memberikan buku tersebut kepada Donghae. Donghae meletakkan buku itu didinding dan mulai menuliskan tanda tangannya.
Setelah selesai menulis dengan cekatan ia menarik tangan Hyo Joo dan menahan tubuh Hyo Joo didinding. Hyo Joo pun terkejut dengan perlakuan Donghae yang kini mengurungnya dalam ruang sempit diantara dinding dan kedua tangan Donghae .
“Wae geurae?” kata Hyo joo yang terlihat gugup dalam kedekatannya dengan namja itu.
“Aku sudah memberikan apa yang aku mau,” kata Donghae yang semakin mencondongkan kepalanya.
“Ne,” Hyo joo menelan ludahnya menahan gugup.
“Gomawo,”
“Hanya itu?”
“Maksudmu,”
“Harusnya kau memberikanku ini,” Donghae mendekatkan wajahnya dan berusaha mencium Hyo Joo.
oooOOOooo

Sae ri menghampiri Hyo Joo yang tengah tertidur dengan meletakkan kepalanya diatas meja kelas.
“Hyo Joo~yah!” panggil Sae ri.
“Aisshh! Yeoja ini. Mudah sekali terlelap dimanapun. Hyo Joo~yah!” Sae ri mengguncangkan tubuh Hyo Joo.
Hyo Joo terbangun dengan wajah yang sangat terkejut sekali. Sae ri yang melihatnya nampak bingung. Ia memperhatikan Hyo Joo yang masih mematung.
“Hyo Joo~yah. gwaenchanayo?” kata Sae ri yang kemudian memegang kening Hyo Joo seolah memastikan kesehatannya.
“Hyo Joo~yah! jangan menakutiku,” kata Sae ri yang melihat Hyo Joo tetap pada posisinya.
“Sae ri~yah,” kata Hyo Joo yang segera memeluk Sae ri.
W-w-waeyo?” kata Sae ri bingung.
“Aku mungkin sudah gila,”
Ya! Mengapa kau baru menyadari sekarang,” kata Sae ri setelah melepaskan pelukan Hyo Joo.
Mwo?”
“Aku hanya becanda,” Sae ri tersenyum nakal.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” selidik Sae ri yang mendapati wajah muram Hyo Joo.
Aniyo. Aku hanya mimpi buruk tadi,”
“Mimpi apa?”
“Ah! Tidak penting,” jawab Hyo Joo gugup. “Sae ri~yah, kau tak melihat Soo ae? Apa dia bersamamu tadi?” tanya Hyo Joo.
“Itu. . .”
Wae? Soo ae belum kembali?”
“Hyo Joo~yah, kau tenang saja. Aku yakin nanti Soo ae akan kembali,” hibur Sae ri.
“Emm,” Hyo Joo terlihat sedih.
“Jangan sedih begitu. Kau nampak bodoh,” canda Sae ri.
Hyo Joo tersenyum.
“Kalau tersenyum seperti itu kau terlihat cantik,” sambung Eunhyuk yang baru saja datang.
“Hyukie!” kata Hyo Joo dan Sae ri bersamaan.
Eunhyuk tersenyum sambil menggaruk tengkuknya. “Ya! Adakah yang lapar? Mari kita makan! Aku akan mentraktir kalian?” ajak Eunhyuk.
Assa!” kata Sae ri senang. “Hyo Joo~yah, kaja!” Sae ri menarik tangan Hyo Joo.
Mereka bertigapun pergi bersama.

oooOOOooo

Soo Ae tengah memandangi refleksi dirinya dicermin. Ia menatap tajam kepada dua buah matanya yang terpantul dicermin. Diteliganya terdengar kembali ucapan Han ni yang terus saja terngiang.
“Kebodohanmu adalah terlalu mempercayai sahabatmu. Kau terlalu naïf. Kau berpikir bahwa sahabatmu itu bagai malaikat yang tak mungkin menyakitimu. Harusnya kau dengarkan aku,”

“Bukankah selama ini tak ada yang memandangmu? Tak ada yang menoleh kearahmu? Bagaimana bisa Kyuhyun memandangmu? Kau lihat dirimu. Kau terlalu asyik dalam baying-bayang Hyo Joo. Tidak akan ada yang dapat memandangmu. Itu karena kau tertutupi. Setidaknya sekarang kau tunjukkan siapa dirimu. Aku yakin kau bisa terlihat tanpa bayang-bayang Hyo Joo. Kau memang pintar. Tapi kau tertutupi. Sekarang saatnya kau berdiri diatas kakimu sendiri,”

“KIM SOO AE! Apa benar kau sebodoh ini?” ucap Soo ae pada bayangannya dicermin.
“Mengapa aku seolah membenarkan kata-kata Han ni? Mengapa begini?” lanjutnya.
Perlahan ia mulai melepaskan kacamata  dengan frame cokelatnya yang terlihat sudah kuno. Ia kembali menatap cermin. Namun kali ini ia tak dapat melihat dengan jelas bayangannya.
“Aku memang lemah. Setidaknya itu yang saat ini akau rasakan,” katanya yang mulai menitikan  cairan bening dari kedua matanya. Kemudian ia membanting kacamatanya kelantai dan menangis.

oooOOOooo
Hyo Joo POV

Aku berusaha memantapkan langkahku. Aku harus menyelesaikan tugasku malam ini. Harusnya malam ini aku sedang berlatih untuk audisi besok. Disaat Eunhyuk tengah sibuk dengan latihan dance-nya, Sae ri yang sibuk melatih vocal-nya, aku malah sibuk mencari tanda tangan. Dan Soo Ae. Dimana dia saat ini? Apa dia baik-baik saja? Bukankah besok hari yang sangat ditunggu olehnya? Aku masih tak percaya bahwa kita sudah sejauh ini.
Aku tiba diruangan ini. Ruangan yang menurut Sae ri selalu dipakai oleh Donghae untuk berlatih Dance. Sebenarnya kalau aku lihat tempat ini taka sing bagiku. Aku baru ingat kalau aku pernah kesini waktu pertama aku pindah keasrama. Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam. Tapi mengapa terlihat sepi sekali? Aku mengedarkan seluruh pandanganku mengitari setiap sudut ruangan ini. tiba-tiba…
“Ehhmmm..” terdengar suara namja yang tengah batuk. Sontak aku kaget dan berbalik. Ternyata dia adalah Donghae.
Mwo haeyo?”
“A-a-aku. . . “ kataku gugup. Aku heran mengapa aku selalu gugup didekatnya.
“Pasti kau tak bisa menjawabnya lagi,”
“Buka n begitu,”
Mwo?” tanyanya acuh.
“Aku ingin meminta tanda tangan darimu?” kataku ragu.
Donghae tergelak.
Wae?”
Aniyo. Kau lucu sekali,” katanya tanpa henti tergelak.
“Aku serius,”
“Jadi selama ini dugaanku benar. Kau ini ternyata seorang stalker-ku,”
Mwo?”
“Jangan mengelak,” godanya.
“Tapi,” aku baru saja ingin mengelak. Namun, aku rasa ini kesempatan yang bagus untukku meminta tanda tangannya dengan mudah.
Ne, oppa. Na jeongmal joahaeyo,” rayuku.
Donghae terlihat risih dengan sikapku.
Oppa, jebalyo. Aku sangat butuh tanda tanganmu itu,” aku semakin mendekat.
Ya! Apa yang kau lakukan?” bentaknya. “ Kau hampir membuatku takut,” katanya.
“Ini. Tanda tanganlah,” aku menyodorkan bukuku.
“Apa imbalan yang akan kau berikan padaku?”
Ne?”
“Cokelat? Jam tangan? Atau . . .”
“Atau apa?” aku memotong.
“Atau ciuman,”
Aku terkejut dan menelan ludahku. Aku teringat kembali mimpiku.
Ya! Aku hanya becanda. Mengapa kau jadi membeku begitu,”
Akhirnya ia mengambil bukuku dan menandatanganinya.
Gomawoyo,” kataku.
Ne. Anieyo,”
Saranghae,” kataku reflex ketika melihat senyumnya yang manis.
Mwo?”
M-m-wo? Mwo?” kataku bingung.
“Kau bilang saranghae?”
“Ah! Maksudku Saranghae dariku sebagai fans nomor satu untukmu,” dustaku gugup. Aku yakin saat ini wajahku sudah seperti kepiting rebus.
“Kau ini. Tidak bisa. Posisi fans nomor satu sudah ditempati,” katanya congkak.
“Aku tidak peduli. Pokoknya sekarang aku jadi fans nomor satu-mu,”
“Tidak bisa,”
“Pokoknya harus bisa,” aku beranjak pergi.
“Ya!” ia memanggilku. Namun aku terus berjalan tanpa menoleh kepadanya. Aku tersenyum kecil. Saat mendengar suaranya yang memanggilku dengan rengekan anak kecil.

oooOOOooo

Akhirnya aku berhasil mendapatkan tiga buah tanda tangan. Aku benar-benar senang. Tapi aku merasa ada sesuatu yang kurang. Soo ae. Dia sama sekali tak nampak hari ini. Bahkan ia tak ada dikamar sekarang. Aku benar-benar sedih. Aku sudah mencoba menghubunginya berulang kali, namun ia tak menjawab. Aku mencoba menelepon kerumahnya. Ayahnya bilang Soo ae sedang pergi keluar. Apa yang harus aku lakukan? Sementara besok aku harus mengikuti audisi yang menurutku sangat berat. Aku tak bisa tanpamu Soo ae. Kau yang selama ini menjadi sahabatku.
Aku mencoba menenangkan perasaanku dan menghibur diriku sendiri dengan berkata bahwa besok Soo ae akan kembali dan bersamaku lagi. Aku menarik selimutku. Kemudian aku mencoba menutup kedua mataku dan terlelap seperti Sae ri yang berada disampingku.

oooOOOooo

Author POV

“OMO! Aku akan terlambat!” teriak Hyo Joo yg baru saja terbangun panic.
“Sae ri~yah, bangunlah!” ia mengguncangkan tubuh sahabatnya itu yang masih terlelap.
“Kau tak tahu ini sudah jam 7 pagi,” kata Hyo Joo.
MWO?” kata Sae ri kaget. Ia segera bangkit berdiri dan berlari menuju kamar mandi.
“Ya! Aku duluan yang mandi,” teriak Hyo Joo.
“Aku saja. Aku hanya sebentar, kok,”
Ne. Ppalli!”

oooOOOooo

Eunhyuk sudah sangat rapi dengan kaos putih bercorak hitamnya. Tak lupa ia kenakan topi kesayangannya. Ia berjalan dengan riang sambil sesekali melakukan dance disela-sela langkahnya.

oooOOOooo

“Han ni~yah! Mengapa tak membangunkanku?” kata Hye na.
“Kau itu sudah seperti batu kalau sedang tidur. Aku hampir frustasi membangunkanmu,”
“Uh!” hye na mengerucutkan bibirnya.
“Sudah sana pergi mandi yeoja nakal,” kata Han ni.
Ne, chamkanman. Aku hanya sebentar,” pinta Hye na dengan wajah seperti anak TK.
Ne,” Han ni tersenyum. Ia memegangi sebuah kalung bertandakan huruf ‘H’ dengan erat.

oooOOOooo

“Kau sudah siap?” tanya Ryeowook pada Donghae yang masih asyik duduk dikasurnya.
Ne,”
Ppali,”
Ne,” Donghae bangkit. Sebelum bangkit ia menyempatkan mencium sebuah boneka penguin kecil mirip dengan boneka yang ia kirimkan untuk Hyo Joo.
Kaja!” ajak Donghae ceria.
Ryeowook hanya tersenyum melihat sahabatnya yang nampak senang pagi ini.

oooOOOooo

“Tunggu!” teriak seorang namja dari kejauhan. Eunhyuk yang asyik menari tak menyadari ada namja yang memanggilnya.
“Kau! namja dengan topi hijau. Tunggu sebentar,” teriak kembali namja itu.
Eunhyuk menoleh. “Nan?”
Ne,” namja itu berlari menghampiri Eunhyuk.
“Kyuhyun~ah?”
“Kau mengenalku? Ah! Kita kan teman sekelas,” kata Kyuhyun.
“Ada apa?”
“Bukankah kau juga mengikuti audisi? Alangkah lebih baik jika kita pergi bersama . . .” Kyuhyun terlihat berpikir.
“Eunhyuk,” kata Eunhyuk.
Ah! Keurae. Eunhyuk,” katanya.
“Baiklah. Kaja!” ajak Eunhyuk.
Mereka pun berjalan bersama.

oooOOOooo
Seorang yeoja dengan rambut roll-nya yang terurai meletakkan kacamata usangnya dimeja rias. Kemudian ia mengambil sebuah kacamata berwarna hitam besar dan pergi meninggalkan ruang kamar tersebut dengan langkah anggun.

oooOOOooo

Seorang namja dengan rambut berwarna cokelat tua turun dari sebuah mobil tepat didepan universitas. Ia membuka kacamata hitam besarnya dan tersenyum. Ia mulai melangkahkan kakinya memasuki universitas tersebut. Nampak beberapa yeoja yang mengagumi ketampananya mengikuti namja itu dibelakang. Namun namja itu terlihat senang dengan situasinya.
oooOOOooo

“BAIKLAH! AUDISI AKAN SEGERA DIMULAI,” ucap Min jae seongsaengnim yang memang menjadi pembawa acara dalam audisi itu.


Ups... audisi dimulai... jeng... jeng.... bagaimana yah kelanjutannya... hahaha ... TBC...

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates