Author: Echa aka Choi Hyo Joo
Twit: @Echa407
Cast :
Main:
-Lee Donghae
-Cho Kyuhyun
-Choi Hyo Joo
Support:
-Kim Soo Ae
-Nichkhun
-Park Han ni
-Lee Hyuk Jae aka Eunhyuk
-Other Cast you can find it by yourself
Genre: Friendship, motivation, dll
Length: Series
annyeong
readers.... Hampir aja author kewalahan gara2 data FF tiba-tiba
kehapus.. yah terpaksa tulis ulang.. *abaikan* yasudah... monggo
dibaca...
happy reading...
PLEASE RCL (READ, COMENT, LIKE)
Hyo Joo POV
Aku
kacau. Aku benar-benar kacau kali ini. bagaimana bisa ada namaku
disana? apa dunia ini sudah seaneh ini? sejak kapan sebuah nama tertulis
dengan sendirinya? Sepertinya aku hanya akan menajdi semakin bodoh
jika berpikiran seperti itu. Ini bukan masalah bagaimana namaku bisa
tertulis disana. tetapi, ini masalah siapa yang telah menulisnya. Siapa
yang sudah menulis namaku dengan lancang?
“AAAAAAARRGGHHHH!!!!”
aku mengacak rambutku frustasi. Teriakanku rupanya hampir saja
meruntuhkan dinding bangunan kampus ini. aku panic. Panic bukan main.
Panic memikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Apa aku harus
maju atau harus mundur.
“ANDWAE… “ teriakku semakin keras.
Untung
saja di kelas ini sedang sepi. Setidaknya tidak akan ada yang merasa
terganggu. Aku meletakkan kepalaku diatas meja dengan wajah muram.
Tiba-tiba kehadiran seseorang mengejutkanku.
“Aaaaaahhhhh….!!!!” Aku terkejut sampai hampir terjatuh dari kursiku.
“Wae geurae?” tanya namja itu yang adalah Kyuhyun dengan santainya.
Aku tak menjawab dan masih menahan kagetku sambil memegangi dadaku.
“Kau ini mengganggu tidurku saja.” Katanya kesal.
“Sejak kapan kau disini?” tanyaku dengan marah.
“Ya! Aku sedari tadi tidur disini. Apa kau tak punya mata?” tanyanya sambil menunjuk matanya sendiri.
“Forget it!” aku hampir beranjak pergi. Kemudian Kyuhyun mengucapkan sesuatu yang membuatku berhenti melangkah.
“Apa kau sudah siap dengan audisinya?” tanyanya.
Aku terpaku dalam posisiku saat ini. `Bagaimana dia bisa tahu?’ batinku.
“Awas saja jika kau mempermalukanku!” perintahnya tegas padaku.
Aku
menoleh kearahnya dan menatap matanya tajam. Sepertinya dia kebingungan
atau memang ia hanya memiliki ekspresi semacam itu diwajahnya. Aku
terus menatap matanya.
“Wae geurae?” tanyanya diselingi senyuman yang seolah mengira bahwa aku sedang bercanda padanya.
“CHO KYUHYUN!!!!!” teriakku kemudian aku mendekatinya dan meraih kedua bahunya.
Ia
terlihat heran dengan perlakuanku. Aku berhasil meraih lehernya dengan
kedua tanganku. Aku berusaha mencekiknya dengan amarahku.
“Neo! Apa sebenarnya yang kau mau? Mengapa kau lakukan ini padaku? Mengapa kau mendaftarkan namaku dengan lancang? Cho kyuhyun! Neon nappeun namja!!
Neo…” kataku bertubi-tubi padanya sambil terus berusaha mencekiknya.
Sebenarnya aku tak berniat mencekik sungguhan. Aku hanya ingin
memberinya pelajaran.
Kyuhyun nampak panic dengan sikapku. Ia berusaha melepaskan kedua tanganku dari lehernya.
“YA!!!! “ teriaknya setelah berhasil melepaskan tanganku dari lehernya.
“Apa kau sudah gila? Atau …”
“Atau apa? atau apa?” kataku menantangnya sambil mencondongkan tubuhku kearahnya.
“Atau..”
kyuhyun mulai mencondongkan tubuhnya juga kearahku. Aku menjadi gugup.
Ia malah semakin mendekatkan dirinya kepadaku sambil menatapku tajam.
Kali
ini wajah kyuhyun semakin dekat dengan wajahku. `astaga! Apa yang akan
ia lakukan padaku?’ batinku. Aku memejamkan mataku karena menahan rasa
takutku. Apa ia akan memukulku? Atau malah.. ANDWAE!
Aku membuka mataku dan melihat wajah kyuhyun yang masih dekat denganku.
“Atau kau menyukaiku.” Katanya dekat sekali ditelingaku.
Aku
pun terbelalak dan mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga yang aku
miliki. Tapi, untung saja dia tak jatuh. Kalau dia jatuh, aku pasti akan
dapat masalah lagi.
“Apa kau sudah gila? Mana mungkin aku
menyukaimu? Aku malah ingin membunuhmu kalau bisa.” kataku kemudian
segera mengambil ancang-ancang untuk berlari keluar kelas tersebut.
Sebelum aku benar-benar meninggalkan kelas tersebut, aku sempat
mendengar ucapannya.
“Berlatihlah dengan sungguh-sungguh.”
Author POV
Hyo
Joo dan Kyuhyun tengah bertengkar dikelas kosong. Tanpa mereka sadari
bahwa diluar kaca jendela kelas ada seorang namja yang memperhatikan
mereka. Kemudian namja itu memotret Hyo Joo yang terlihat mendekati
Kyuhyun seolah akan menciumnya.Namja itu juga mendapati moment saat
Kyuhyun yang terlihat sedang mencium Hyo Joo.
Setelah memotret Hyo Joo dan Kyuhyun, namja yang menggunakan masker dan kacamata hitam itu pun bergegas pergi.
oooOOOooo
“Gwaencahana, Hyo Joo~yah?” tanya Soo Ae pada Hyo Joo yang tengah muram.
“Ne,?” jawab Hyo Joo lemas.
“Kau yakin tidak tahu siapa yang menulis namamu itu?”
Hyo Joo mengangguk.
“Menurutmu aku harus bagaimana sekarang?” tanya Hyo Joo yang terlihat merengek pada Soo ae.
“Ini begitu sulit. Kau itu kan tidak suka bernyanyi. Bahkan..”
“Bahkan suaraku jelek, iya kan?” Hyo Joo memotong.
“Bukan itu. Bahkan aku sama sekali tidak penah mendengar kau bernyanyi,”
“Tidak perlu didengar. Karena hanya akan membuatmu muak saja,” kata Hyo Joo pasrah.
“Kau tidak boleh begini, Hyo Joo,” Soo ae menepuk bahu Hyo Joo.
Hyo Joo memegang tangan Soo Ae yang berada dibahunya dan tersenyum.
“Bagaimana kalau malam ini kita pergi berbelanja?” saran Soo Ae.
“Kau yakin?”
“Menurutmu kapan aku terlihat tidak yakin?”
“Never,” kata Hyo Joo disambut tawa dari Soo Ae.
Merekapun tertawa bersama.
Donghae POV
“Bagaimana dengan ini?” kataku sambil menyodorkan sebuah music box berwarna pink berbentuk love.
“Lumayan. Dari mana kau memungutnya?” kata Ryeowook.
“Mwo?”
“Aku becanda.”
“Lalu..”
“Apa kau sebodoh ini?” tanya Ryeowook.
“Maksudmu?”
“Kau
tahu kan waktu setahun bukanlah waktu yang sebentar,”jelas Ryeowook.
Melihat wajah Donghae yang masih bingung, ia pun melanjutkan ucapannya.
“Kau bilang. Han ni yang memutuskanmu, benar?”
“Bukan putus. Sudah ku bilang berulang-ulang kalau kita hanya `Break’.” Tegas Donghae.
“Itu
yang membuatmu terlihat bodoh. Mana ada kata break dalam sebuah
hubungan jika kalian masih saling menyukai. Apa tidak bisa` LDR’?
`Break’ atau `Break up’ itu sama saja dengan` Bubar’.”
Aku merebut music box yang sedari tadi ditangan Ryeowook.
“Bukankah kau mendukungku?” tanyaku.
“Awalnya aku rasa tak ada salahnya. Tapi, setelah kupikir-pikir kau ini sudah buta.”
“Kalau kau berada diposisiku kau pasti mengerti apa yang kurasakan.”
“Mungkin saja,” kata Ryeowook.
“Maka dari itu cobalah mencintai. Kau akan rasakan semua yang selama ini aku rasakan.”
“Mencintai? Aahhhhhh…” Ryeowook menggaruk-garuk kepalanya.
“Aku akan keluar sebentar,” kata Ryeowook.
“Kau akan tidur disini kan?”
“Ne.”
Aku melemparkan sebuah kunci kepada Ryeowook dan ia menangkapnya dengan tangkapan yang sempurna.
“Aku tak ingin kau mengganggu tidurku yang indah. Jadi buka saja pintunya sendiri.” kataku.
Aku
segera merebahkan tubuhku dikasur yang lumayan empuk ini. Tak hentinya
aku pandangi music box yang mengingatkanku pada Han ni.
Hyo Joo POV
“Hyo Joo~yah. kau yakin tak ingin diantar?” tanya appa padaku.
“Ne. appa aku akan bersama dengan Soo Ae. Aku tak ingin ia terganggu.”
“Keurae. Hati-hati.” Pesan appa.
Aku keluar rumah dan seperti biasa aku memeluk appa dan mencium pipinya. Rupanya diluar sudah ada Soo Ae yang menungguku. Aku pun segera menghampirinya.
“Kita akan kemana?” tanyaku senang.
“Bagaimana kalau kita ke Myeong-dong Shopping Area?”
“Kedengarannya menarik,” kataku.
“Memangnya kau belum pernah kesana?” tanya Soo Ae.
Aku menggeleng.
“Kau tahu kan kalau aku baru disini,” lanjutku.
“Ne. aku hampir melupakan itu. Habisnya kau sudah seperti warga Seoul,” canda Soo Ae.
Kami
pun segera menuju stasiun subway. Kami menaiki subway line 4, dan
kemudian turun di Myeong-dong Station. Setelah itu kami berjalan kaki
untuk menuju ke area shopping-nya. Tidak terlalu lama untuk kami sampai
disana. Hanya sekitar 5 menit kami pun tiba di area shopping tersebut.
Aku
langsung menemani Soo Ae membeli pakaian. Kami saling mencocokkan
pakaian. Setelah itu kami mencicipi aneka makanan ringan khas Seoul. Ini sebenarnya adalah pengalaman pertamaku. Karena di Busan aku hanya menikmati masakan halmeoni dan appa saja.
Setelah puas berkeliling dan kantung belanjaan kami sudah cukup penuh, kami pun beristirahat sejenak.
“Hyo Joo~yah. chamkanmaneyo,” kata Soo Ae.
“Kau mau kemana?” tanyaku.
“Hanya sebentar. Tunggulah,” kata Soo Ae dengan tenang.
Aku menurut. Tak berapa lama Soo Ae kembali dengan membawa sebuah cone
yang berisikan ice cream. Aku terbelalak melihat ice cream yang
sepanjang itu. Bayangkan saja, aku ini penggemar ice cream dan tepat
saat ini ada ice cream yang sangat panjang dihadapanku. Aku sampai
menelan ludahku untuk menahan kagetku.
“Untukmu,” kata Soo Ae yang
menyodorkan ice cream tersebut padaku. Sepertinya ia mengetahui tampang
buasku saat menatap ice cream itu yang seolah ingin melahapnya
langsung.
“Mengapa diam saja? Bukankah kau sangat suka ice cream,” tanya Soo Ae yang kini duduk disampingku.
“Ne. Gomawo,” jawabku yang mengambil ice cream tersebut dari tangan Soo Ae.
“Keundae. Kau tidak membeli ice cream juga?” tanyaku.
“Eomma
sudah sering membelikanku ice cream itu saat kami pergi berbelanja
disini. Keundae, aku tak pernah bisa menghabiskannya. Hanya dua pertiga
bagian saja yang bisa aku lahap, selebihnya dengan terpaksa mendarat
ditempat sampah,” jelas Soo Ae.
“Jadi seperti itu. Andai saja di Indonesia terutama di Bali ada yang menjual ice cream sepanjang..”
“30 cm,” potong Soo Ae.
“Ah, ne 30 cm seperti ini. Mungkin hidupku akan sangat bahagia,” lanjutku.
“Kau ini. selalu saja berlebihan bila membicarakan makanan dan minuman,” kata Soo Ae yang diselingi dengan senyuman.
Aku pun tersenyum dan mulai menyantap ice cream terpanjang yang pernah aku lihat.
“Kau mau?” tanyaku pada Soo Ae.
“Menurutmu?”
“Pasti
mau,” aku segera menyodorkan ice cream kemulut Soo Ae hingga mengenai
pipinya. Soo ae membalas. Kami pun asyik menyantap ice cream tersebut
sambil diselingi canda.
oooOOOooo
Author POV
“MWOYA?” terdengar ucapan kaget seorang yeoja dengan ponsel ditelinganya.
“Bagaimana bisa aku harus kembali belajar? Apa mereka tidak tahu kalau jadwalku sangat padat?” ucapnya kesal.
“Ne. ARA!” ia menutup ponselnya dan meniup keningnya kesal hingga poni yang menempel dikeningnya pun berterbangan.
“Bukankah aku hanya kembali untuk berlibur saja dan bukan untuk belajar? Peraturan macam apa ini?” dengusnya.
Yeoja
itu segera menaiki mobilnya dan menuju kesuatu tempat. Selang beberapa
saat yeoja itu tiba disebuah bandara. Terlihat beberapa tulisan yang
menggunakan tulisan Jepang yang menunjukkan bahwa yeoja itu tengah
berada di Jepang. Ia segera berjalan dengan gaya congkaknya. Kacamata
hitam yang senantiasa menempel dikedua matanya seolah menegaskan siapa
dirinya. Yeoja it uterus berjalan didampingi dengan empat orang Bodyguard yang sedari tadi berusaha menjauhkan beberapa orang yang berkerumun mendekati yeoja itu.
Yeoja itu kembali berbicara dengan ponselnya.
“Ya! Eodiso?” tanyanya walau berada dalam cecaran fans yang terus saja meneriakkan namanya.
“Aku akan kembali sekarang. Segeralah menyusul!” katanya kemudian ia menutup ponselnya.
Akhirnya yeoja itu sampai didalam pesawat dan langsung merebahkan tubuhnya dikursi penumpang. Ia perlahan melepaskan kacamatanya.
“Sebenarnya aku ini artis atau teroris sih?” dengusnya.
Tiba-tiba seorang namja menghampirinya dan duduk dikursi sebelahnya.
“Excuseme,” ucap namja itu.
Yeoja itu menunduk seolah mencoba ramah. Ia heran melihat namja yang berada disebelahnya memperhatikannya dengan serius.
“Waeyo? I mean, what’s wrong?” tanya yeoja itu.
“Igo,” kata namja itu sambil menunjuk kearah kepala yeoja itu.
“Wae? kau bisa bahasa korea ternyata,”
Kemudian namja itu menggerakkan tangannya kekepala yeoja itu. Nampak raut wajah bingung ditunjukkan oleh yeoja itu.
“Bada!” ucap namja itu setelah mendapatkan sesuatu dari kepala yeoja itu. Terlihat seperti permen Karen yang sudah dikunyah.
“Hah! Igo mwoya?” tanya yeoja itu kaget.
“Hanya permen karet,” kata namja itu tenang kemudian membuang permen karet tersebut ke tong sampah. Yeoja itu menatap jijik.
“Ini pasti ulah anti fans. Ah! Mengapa di dunia ini mesti ada mereka?” keluh yeoja itu.
Namja itu hanya menyunggingkan senyum melihat yeoja itu.
“Begitulah sulitnya jadi orang terkenal. Tapi, memangnya kau siapa?”
“Kau tak mengenalku? Jangan becanda,”
“Tunggu… “ namja itu terlihat berpikir.
“Kau ini salah satu personil Girlband asal Korea yang baru saja debut di Jepang, bukan?”
“Untunglah kau ingat. Kalau tidak mungkin aku sudah memukulmu,” kate yeoja itu. “Just kidding,” lanjutnya.
“Park Han Ni. Itu namaku. Dan tolong di ingat,” ucap yeoja yang ternyata benama Han ni itu.
“Nichkhun. Dan itu namaku. Mohon di ingat juga,” candanya.
“Kau sendiri?” tanya Nichkhun. Han ni mengangguk.
“Hye na akan segera menyusul,” lanjut Han ni. “Kau orang Jepang?” tanyanya.
“Ani. Aku orang Thailand,”
“Kau becanda,”
“Itu benar. Aku dari Thailand. Aku di Jepang hanya mengunjungi pamanku yang sedang sakit,” jelasnya.
“Untuk apa ke Korea?”
“Ada urusan yang harus aku selesaikan,”
“Good luck!” ucap Han ni.
“You too,”
oooOOOooo
“Ya! Tahu tidak kalau hari ini adalah penetapan peserta audisi?” kata Eunhyuk sambil berbisik kepada Hyo Joo, Soo Ae dan Sae ri.
“MWO?” kata Hyo Joo kaget.
“Maksudnya apa?” tanya Soo Ae dengan wajah bingung.
“Jangan
tegang begitu. Tidak akan ada apa-apa. Hanya pemanggilan para peserta
agar mahasiswa lain dapat melihat siapa saja yang mengikuti audisi,”
jelas Eunhyuk.
“Syukurlah. Aku kan belum punya persiapan apa-apa,” kata Sae ri.
“Apa bisa mundur?” tanya Hyo Joo.
“Ya! Mana bisa? kalau kau mundur sekarang, kau hanya akan mempermalukan dirimu dihadapan seluruh mahasiswa,” kata Eunhyuk.
Hyo Joo mengerucutkan bibirnya.
“Tenanglah Hyo Joo,” kata Soo Ae yang selalu menenangkan Hyo Joo.
oooOOOooo
Acara pun dimulai. Aula seperti biasa sudah sesak oleh kerumunan mahasiswa. Seorang Ajhussi berkacamata meraih microfon-nya dan mulai menjelaskan tentang` Dream Theater’.
“Siapa dia?” bisik Hyo Joo pada Eunhyuk.
“Dia adalah ketua program studi seni disini namanya Kim Song Joo,” jelas Eunhyuk.
“Dia itu baru saja menjabat. Sebelumnya dipegang oleh Jang Do Bin Songsaengnim. Banyak yang bilang kalau Kim Songsaengnim lebih tegas.”
Hyo Joo mengangguk.
Satu-persatu nama mahasiswa telah dipanggil.
“Giliranku,” Eunhyuk melangkahkan kaki kedepan dan berdiri tepat diantara barisan peserta lain yang sudah disebutkan namanya.
Kemudian Soo Ae dan Sae ri sudah melangkah kedepan. Dan kini tiba saatnya nama Hyo Joo yang dipanggil.
“CHOI HYO JOO!”
Sepertinya
nama itu sudah berkali-kali disebut. Hyo Joo masih belum mampu
melangkahkan kakinya. Sampai akhirnya ada sebuah tangan yang menarik
tangannya. Tangan itu adalah tangan Cho Kyuhyun. Mereka berjalan berdua
menuju peserta yang lain.
Terlihat tatapan aneh dari mahasiswa lain. Terlebih Kim Soo Ae. Ada tatapan yang sangat penuh tanda tanya dari mata Soo Ae.
Kemudian Kyuhyun berdiri disamping Hyo Joo dan Eunhyuk.
“Inilah ke-30 calon peserta Dream Theater,” jelas Kim Songsaengnim.
“Calon peserta?” tanya Hyo Joo dalam hati.
“Mengapa
aku bilang calon peserta? Karena tidak semuanya mempunyai sesuatu yang
aku cari. Dan aku hanya akan memilih dua pasangan yang akan menjadi main cast
dalam Dream Theater. Selain itu akan ada juga lima orang yang akan
menjadi peran penting yang memliki suara emas. Dan selebihnya yang
memiliki kualitas dance. Jadi kemungkinan hanya sekitar lima belas atau
sepuluh yang akan terpilih. Dan itu bukan dalam sekali proses. Melainkan
melalui beberapa tahap. Aku harap kalian semua akan memberikan yang
terbaik padaku dan kampus ini,” jelas Kim Seongsaengnim.
“Dari
ke-30 peserta ini bisa saja terjadi penambahan sebelum tahap awal
dimulai. Jadi siapapun dapat mengikuti project ini. Baik semester awal
atau akhir,” lanjutnya.
“So, give a big hand for all contestant,”
Terdengar riuh suara tepuk tangan seolah menandakan pertandingan sebenarnya akan segera dimulai.
oooOOOooo
“Bagaimana?
Apa kau akan segera mengemasi barang-barangmu malam ini?” tanya Sae ri
mengagetkan Hyo Joo yang tengah melamun didalam kelas.
“Mwo? Aku tidak sebodoh itu. Walaupun aku sangat takut dengan project ini. tapi, aku tidak akan kabur,” jelas Hyo Joo yang salah paham dengan maksud Sae ri.
“Kau ini. apa yang kau pikirkan? Aku bertanya apa kau akan segera pindah keasrama malam ini?”
“Pindah? Asrama?”
“Kau tak mendengarnya? Bukankah Kim Songsaengnim sudah menjelaskan panjang lebar tentang kewajiban peserta tadi?”
“Ani.”
“Kau
ini pasti melamun,” kata Sae ri. “ Begini. Bagi peserta Dream Theater
diwajibkan untuk tinggal di asrama kampus. Itu untuk memudahkan mereka
melatih dan menyiapkan diri untuk audisi,”
“Jadi, aku harus tinggal disini? Bagaimana dengan nae appa?”
“Keputusan terakhir malam ini. kalau kau tak memenuhi syarat tersebut kau akan dikenakan sanksi,” jelas Sae ri.
“ANDWAE! Hukumanku saja belum selesai dengan Min Jae Seongsaengnim. Bagaimana bisa aku mendapat sanksi lagi,” keluh Hyo Joo.
“Hyo Joo~yah! Fighting!” kata Sae ri menyemangati Hyo Joo.
oooOOOooo
Hyo Joo POV
Aku sudah berada dimeja makan bersama appa. Entah mengapa terasa suasana tegang malam ini. mungkin karena apa yang akan aku sampaikan. Tapi mengapa wajah appa juga terlihat tegang? Aku harus segera membuka percakapan.
“Appa” kataku yang bersamaan dengan appa yang memanggil namaku. `Wae geurae?’ pikirku.
“Wae?” kataku.
“Kau saja duluan,”
“Appa saja duluan. Kelihatannya penting,” kataku.
“Keurae. Begini Hyo Joo~yah!” appa terlihat gugup. “Ayo kita kembali ke Busan,” ucapnya yang membuatku shock.
“MWO?” kataku. “Wae appa?”
“Tugas appa di Seoul sudah selesai. Sekarang appa malah mendapat tugas di Busan kembali. Jadi kita harus pindah,” jelas appa.
“Sireo appa. Bagaimana bisa aku harus hidup seperti ini. selalu berpindah-pindah tempat. Apa appa bisa menjamin kalau setelah di Busan kita tidak akan pindah lagi? aku tidak bisa appa,” kataku dengan merengek.
“Mianhae. Appa tidak bisa meninggalkanmu di Seoul sendiri,”
“Aku
sudah terlanjur jatuh cinta pada Seoul. Aku jatuh cinta pada kampusku
terlebih aku sudah memiliki sahabat yang sangat aku butuhkan , appa,”
kataku yang hampir saja menangis. Menurutku ini saatnya aku mengutarakan
keinginanku untuk pindah keasrama.
“Tapi bagaimana bisa kau sendiri disini?” kata appa.
“Aku akan pindah ke asrama,” kataku.
“Asrama?”
“Ne. aku sudah menceritakan pada appa
tentang Dream Theater , bukan? Sekarang ada peraturan bagi peserta
harus tinggal di asrama kampus. Itu yang sejak tadi aku ingin katakan
pada appa. Aku rasa sekarang tidak ada alasan lagi appa mengajakku ke Busan,” kataku.
“Kau serius?”
“Emm.
Aku sangat serius. Lagipula bukan hal yang buruk tinggal diasrama.
Apalagi aku punya sahabat yang sangat baik. Hanya saja, mungkin aku akan
merindukan appa,” kataku sedih.
“Appa juga akan sangat merindukanmu,”
“Appa mengizinkanku?”
“Appa akan mengizinkanmu jika memang itu yang terbaik untukmu,”
“Kapan appa berangkat?”
“Besok,”
“Besok?”
Aku segera memeluk appa dan mengucapkan sesuatu, “Saranghamnida, appa, aku pasti akan merindukanmu,”
Aku
sudah mengemasi barang-barangku dan segera menaiki mobil. Appa terlihat
sangat sedih. Aku jelas melihat airmata yang tertahan dimatanya. Tak
berapa lama aku tiba dikampus.
“Jaga dirimu baik-baik,” pesan appa.
“Uljima. Uljima. Jangan pernah sesekali menangis karena aku, appa,” kataku.
Appa memelukku.
“Putriku yang sangat aku sayang. Jangan lupa makan yang teratur,”
“Ne,” aku menghapus airmata yang menetes dipipiku.
“Ka!” kata appa.
Aku perlahan melepaskan pegangan tangan appa dan berjalan menajuhinya. Jelas sekali aku akan kehilangan sosok appa sebaik dirinya. Aku sangat menyayangi appa.
oooOOOooo
Aku
berkeliling mencari kamarku. Tak sengaja aku melihat seorang namja yang
tengah berlatih dance disebuah ruangan kosong. Aku terhenti dan
memandangi namja itu. Aku benar-benar heran mengapa aku merasa ada
sesuatu yang mendorongku untuk terus melihat namja itu. Rupanya namja
itu adalah Lee Donghae. Aku benar-benar heran pada diriku sendiri
mengapa saat melihatnya aku selalu saja memaku begini.
Donghae terlihat sangat keren saat dia menari. Apa lagi dengan lagu yang juga mendukung. Sebut saja lagu Keep your head down milik TVSQ.
Aku rasa aku telah jatuh cinta. maksudku jatuh cinta pada gaya
dance-nya. mana mungkin aku jatuh cinta pada Donghae. Jelas-jelas dia
sudah mempunya Han ni.
Rupanya ia menyadari kehadiranku. Ia pun mematikan music-nya dan menghampiriku.
“Wae gaeurae?” tanyanya.
“Ani. Amugotdo opso,” kataku gugup.
“Apa kerjaanmu hanya mengintipku lalu berlari pergi?”
“Bukan
begitu. Aku hanya tidak sengaja melewati jalan ini. kemudian aku
melihatmu. Lalu,..” aku berpikir sejenak. `lalu apa yah?’ pikirku.
“Lalu apa?” tanyanya.
“Aku ingin..”
“Ingin apa?”
“Ingin menanyakan dimana kamarku?”
“MWO? Mana aku tahu dimana kamarmu. Cari saja sendiri!” bentaknya.
Aku
sangat heran mengapa ia begitu marah. Dasar namja aneh. Aku segera
beranjak pergi dan ia mulai kembali latihan dance-nya. tiba-tiba..
“AWWWW!!” Ringisnya.
Aku terkejut dan menoleh. Aku mendapati dia yang teduduk dilantai dan mengerang.
“Wae geurae? Gwaenchanayo?” kataku panic.
“Kakiku. Kepalaku,”
“Wae? wae? wae?” aku semakin panic.
“Anniyo,” katanya santai.
“MWO?” kataku kesal.
“Kepalaku
ini tiba-tiba sakit setelah melihatmu. Sepertinya ia mengingat atas apa
yang pernah dilakukanmu terhadap kepalaku ini,”
“Maksudmu?”
“Ah! Bagaimana ini? rupanya yeoja heels ini melupakan tindak kriminalnya,” sindir Donghae.
Aku kini mengerti apa yang dia maksud. Aku tahu, saat itu aku memang salah. Tapi, itu pun bukan keinginanku.
“Isshhh.. kau menyindirku?” kataku kesal.
“Kau punya perasaan juga rupanya,”
“Maksudmu?”
“Ani,” dengan santainya dia berdiri.
“Neo!” aku menghampirinya.
“Mwo?”
Aku
sangat kesal. Saat hampir mendekatinya, aku malah terpeleset kerana
tetesan air keringatnya. Tubuhku membentur tubuhnya dan kami berdua
tumbang. Sekarang aku berada diatas dadanya. Tiba-tiba saja jantungku
berdetak 100 kali lipat lebih cepat dari biasanya. Rasanya aku ingin
meledak karena perasaan yang tak menentu ini.
oooOOOooo
Han Ni POV
“Apa tidak ada sambutan juga dikampus ini untukku? Sudah dirumah, eomma tak menyambutku dan dikampus juga tak ada yang menyambutku. Menyebalkan!”
Aku
segera mencari Donghae. Seharusnya memang orang yang pertama kali ku
temui adalah dia. Aku yakin pasti akan ada kecanggungan diantara kami
nanti. Tapi, aku ingin sekali memeluknya dan mencairkan kerinduanku
selama ini. Walaupun aku telah melakukan hal yang kurasa cukup
menyakitkan baginya setahun yang lalu, aku yakin dia tak akan berubah.
Karena aku tahu dia sangat menyukaiku. Dia tak akan berubah.
Aku
menuju tempat dimana Donghae sering berlatih dance. Semoga saja ia masih
seperti dulu. Kalau benar, pasti dia akan ada disana. Aku sudah sampai
didepan ruangan tersebut. tapi aneh sekali. Mengapa tidak ada suara
music yang selalu menjadi pertanda bahwa Donghae didalamnya. Aku mulai
melangkahkan kakiku masuk. Langkahku terhenti karena sebuah pemandangan
yang langsung merusak mood-ku.
Aku melihat seorang yeoja tengah
berada diatas tubuh Donghae dan itu sangat menyesakkan. Aku perhatikan
baik-baik yeoja itu. Kelihatannya dia mahasiswi baru disini. Tapi aku
tak peduli. Aku sangat marah. Marah kepada yeoja itu. Marah kepada
Donghae yang sudah terlanjur melekat image sempurna dimataku. Aku berlari sejauh mungkin dari tempat itu dan tak kuasa airmataku terjatuh.
oooOOOooo
Donghae POV
“Hampir
saja aku menjatuhkan harga diriku tadi. Tapi mengapa aku seperti itu?
Mengapa aku jadi salah tingkah saat bersama yeoja itu? Aku bahkan tak
dapat menguasai emosiku. Apa aku sudah gila? Ah tidak! Yeoja itu yang gila. Bukan aku!”
Tak
hentinya aku berbicara sendiri dikamarku. Ryeowook yang melihatku hanya
bisa menatap heran. Atau bahkan ia juga sudah berpikir kalau aku ini
gila. Aku tidak peduli. Aku harus mencari jawaban atas apa yang terjadi
padaku ini.
“Hae~yah! kelihatannya kau banyak masalah,” tebak Ryeowook.
“Emm.. baguslah kalau kau tahu. Sudah cepat tidur sana!” kataku.
“Istirahatlah yang baik. Aku takut kau sakit,” kata Ryeowook sebelum menarik selimutnya.
`Apa maksudnya? Sakit? Apa dia pikir aku ini sakit jiwa?’ batinku kesal.
“Ahhhhhhh!!!!!!!” aku menarik selimutku dan berteriak frustasi.
OooOOOooo
Hyo Joo POV
Akhirnya
aku menemukan Sae ri. Alangkah senangnya karena aku akan satu kamar
dengan Sae ri dan Soo Ae. Tapi kelihatannya So Ae tak sedang baik. Apa
dia sakit? Pikirku.
“Soo Ae~yah! gwaenchanayo?” tanyaku.
Soo
Ae hanya mengangguk pelan. aku benar-benar tak mengerti dengan ekspresi
dia yang seperti itu. Aku mencoba menghilangkan pikiran negative-ke
terhadap Soo Ae dan segera merapikan barang-barangku.
oooOOOooo
Soo Ae POV
Aku
benar-benar tak semangat. Rasanya ada yang mengganjal dihati dan
pikiranku. Ini tentang perlakuan Kyuhyun terhadap Hyo Joo yang nampak
spesial hari ini. aku tak mengerti. Bukankah mereka tak saling mengenal?
Apa mereka sudah sedekat itu? Tapi, semestinya Hyo Joo akan cerita
padaku jika ia memang sudah dekat dengan Kyuhyun. Apa ada yang
disembunyikan?
Aku hanya diam sedari tadi. Aku bahkan mengabaikan
Hyo Hoo tak seperti biasanya. Aku masih mempercayainya sebagai
sahabatku. Hanya saja aku memerlukan waktu untuk menetralisir perasaan
dihatiku ini.
oooOOOooo
AUTHOR POV
Hyo
Joo yang tengah berjalah sambil asyik mengobrol dengan Sae ri dan Soo
Ae tiba-tiba tak sengaja bertabrakan dengan seorang yeoja. Yeoja itu
terjatuh.
“Mianhamnida,” ucap Hyo Joo dengan raut wajah bersalah.
Yeoja itu mendongak dan melihat Hyo Joo. Tiba-tiba wajahnya berubah menjadi kesal.
Hyo Joo mencoba membantunya berdiri namun yeoja itu menolak dan menghempas tangan Hyo Joo.
“NEO! Jangan berlagak baik dihadapanku!” bentak yeoja itu pada Hyo Joo.
“Apa maksudmu? Aku sudah meminta maaf,”
“Cihhh! Aku tak butuh maaf darimu!”
“Aku
tak menyangka masih ada yeoja menyedihkan sepertimu,” sindir Hyo Joo.
Soo Ae dan Sae ri mencoba melerai emosi Hyo Joo. Namun tak berhasil.
“Apa maksudmu?”
“Pikir saja sendiri nona manis,” kata Hyo Joo. Kemudian ia beranjak pergi bersama Soo Ae da Sae ri.
“YAAA!!!!!!” yeoja itu teriak dan menghampiri Hyo Joo. Hyo Joo menoleh dan terjadi perkelahian.
Sae
ri dan Soo Ae panic. Mereka mencoba melerai perkelahian antara Hyo Joo
dan Han Ni. Namun, kelihatannya mereka tak mau mengalah. Sampai akhirnya
datang seorang namja menghampiri mereka.
“STOP IT!”
TBC.. PART SELANJUTNYA SEGERA MENGUDARA :D
0 komentar:
Posting Komentar