Kamis, 11 April 2013

~~~ The Difference Line of Love ~~~ Part 1 [INTRODUCTION]

The Different Line of Love
Author: Choi Hyo Joo
Main Cast:
-Choi Siwon
-Kim Heechul
-Cho Kyuhyun
-Kim Ryeo wook
-Lee Donghae
-Yesung
-Choi Hyo Joo
-Kim Soo Ae
-Kang Min Hee
-Oh Min Ji
-And Other Cast… You can find it…
Genre: Fantasy… Selebihnya tentukan sendiri .. :D

Annyeonghaseyo…  Author is Comeback…. Kali ini aku bawa FF baru.. FF pertamaku yang bergenre Fantasy.. Semoga nggak Gaje-Gaje amat yahh….
So, Lets Chek it out…
Happy Reading…….


......................………………………. INTRODUCTION ………………………………………



               “CHOI SIWON!!!!! Menghadapku SEGERA!!!”
                Siwon hanya bisa menutup telinganya serapat mungkin ketika mendengar namanya dikumandangkan dengan sangat keras. Ia tahu asal muasal suara itu. Sang pemilik suara adalah LeeTeuk, The King of Angel dikerajaan Snow angel ini. Apa ada yang salah lagi dengan dirinya sehingga Sang Raja terdengar sangat murka. Batin Siwon.
                Sementara Kim Heechul atau yang lebih senang dipanggil dengan nama Lady Hee Hee ini tengah sibuk mendandani kucing kesayangannya. Kucingnya, HeeBum sangat terlihat aneh dengan berbagai macam pernak-pernik yang diberikan oleh Tuannya itu. Namun Tuannya masih saja sibuk mengobrak-abrik seluruh tubuh HeeBum. Sampai sebuah suara yang amat keras memanggilnya berkali-kali, Hee Hee tetap tak berpaling.
                “KIM HEECHUL!!!!!” Suara itu terdengar semakin keras. Entah apa yang membuat sang pemilik nama tidak merasakan getaran suara yang hampir membuat hancur kerajaan Snow Angel tersebut. Tiba-tiba saja goncangan terjadi dan membuat cat kuku yang berada digenggamannya tumpah. Ia pun kesal bukan kepalang.
                “Yaasshhh!!! Siapa yang berani-beraninya mengganggu mahluk tuhan paling sempurna sepertiku ini?!!” Teriak Hee Hee kesal.
“Kim Heechul!!” Kali ini suara itu benar-benar mengguncangkan kahyangan dan Hee Hee pun terduduk jatuh.
“Wae?” Tanya Hee Hee kesal seolah ia tak membuat kesalahan apapun sembari mengambil kembali cat kuku yang terjatuh tadi. “Bukankah sudah kubilang jangan memanggilku dengan nama itu.” Gumamnya kesal.
“KAU MENGHADAPKU SEGERA!!! KALAU TIDAK, AKU AKAN MELENYAPKAN SEMUA PERALATAN KONYOLMU ITU!!” Perintah suara yang entah berasal dari mana. Hee Hee mengiyakan perintah itu.
“Lihatlah HeeBum. Sudah kubilang mereka memang tidak senang dengan kebersamaan kita. Kaja!” Hee Hee menggendong HeeBum dan menghilang secepat kilat.

******
Siwon dan Hee Hee sudah berdiri disebuah ruangan yang luas dengan dinding yang dilapisi oleh Kristal dan es. Mereka menghadap kesebuah kursi besar yang tengah diduduki oleh Pria dengan mahkota dikepalanya.
“Kalian tahu mengapa aku memanggil kalian?” Tanya Sang raja Leeteuk.
“Mollayo.” Jawab Siwon dengan hormat. Berbeda dengan Siwon, Hee Hee malah menjawab dengan jawaban yang membuat Leeteuk semakin geram.
“Pasti anda ingin mencoba cat kuku baruku yang tadi sedang kupakaikan pada HeeBum, makanya cat itu tumpah.”
Leeteuk sudah pusing bukan kepalang dengan mahluk yang ada dihadapannya ini. Sebagai angel ia terlalu aneh dengan pakaian ala cheerleadersnya itu. Entah ia dapatkan dari mana. Belum lagi dengan kebiasaannya yang sering mengolok-olok angel yeoja lain. Bahkan banyak angel yeoja yang iri dengan kecantikan yang dimiliki Hee Hee yang sebenarnya adalah namja. Leeteuk menahan kemarahannya dan lebih memilih mengabaikan pandangannya dari Hee Hee. Leeteuk malah memfokuskan pandangannya kepada Siwon yang tengah berharap-harap cemas.
“CHOI SIWON.” Kata Leeteuk dengan segudang wibawa yang ia kerahkan. Siwon mengangguk pelan.
“Kau. Kau DIHUKUM!”
Sontak Siwon pun terkejut heran. DIHUKUM? ATAS KKESALAHAN APA? Pikirnya. Baru saja ia hendak menanyakan alasan mengapa ia dihukum, Leeteuk melanjutkan ucapannya. Sementara Hee Hee kini malah sibuk memasangkan bando cantik berwarna ungu yang bergambar hello kitty dikepala HeeBum.
“Kau sudah membuat kesalahan. Kau tahu, karena ketampananmu itu telah membuat kerajaan ini terguncang. Bahkan seluruh angel yeoja disini sibuk memperbincangkan dirimu. Mereka menjadi bersaing untuk mendapatkan perhatian darimu.”
Siwon melongo setelah mendapatkan penjelasan dari Leeteuk yang menurutnya tak masuk akal. Mana bisa karena ia tampan lalu ia disalahkan. Peraturan macam apa ini. Batin Siwon yang kesal. Namun percuma saja jika ia melawan Leeteuk dengan beribu argumen yang menggumpal diotaknyapun pasti ia akan kalah atau ujung-ujung mengalah.
“Lalu hukuman apa yang harus aku jalani?” Tanya Siwon pasrah.
“Kau dihukum untuk turun kebumi. Dalam waktu satu bulan kau harus dapat mengubah kehidupan tiga anak manusia.”
Lagi-lagi Siwon melongo. Ini benar-benar tidak adil. Ini sama saja pengusiran secara halus. Mana bisa ia meninggalkan kahyangan yang sudah menjadi tempatnya tinggal selama beribu-ribu tahun.
“Bagaimana bisa aku melakukan itu? Apa tidak ada hukuman lain?” Tanya Siwon yang sangat tidak bisa menerima keputusan Rajanya itu.
“Tidak ada. Hanya itu yang bisa kau lakukan jika kau masih betah menjadi angel. Kau harus membuat tiga anak manusia ini menjadikan hidupnya lebih baik.” Leeteuk tetap pada pendiriannya. Sepertinya ia mempunyai maksud lain dalam keputusannya kali ini.
“Lalu siapa anak manusia itu?”
Leeteuk memetikkan jarinya dan seketika selembar kertas yang menyala seperti Kristal itu jatuh tepat ditangan Siwon. Siwon melihat kertas itu yang tergambar foto tiga namja yang masing-masing sudah tertuliskan biodata lengkap meraka.
“Itu daftar ketiga targetmu.” Kata Leeteuk yang menunjukkan tangannya kekertas yang berada ditangan Siwon. Terlihat sebuah sinar yang mengaitkan telunjuk Leeteuk dengan kertas tersebut.
“Sekarang sudah jelas, bukan?” Lanjut Leeteuk ditanggapi dengan sebuah anggukkan Siwon yang Nampak masih bingung. Kemudian Leeteuk menunjuk tepat kearah mata Hee Hee. Sontak sinar yang tadi berada dikertas berpindah kemata Hee Hee dam membuat mata Hee Hee silau.
“Kau juga harus turun dari kahyangan ini.” Perintah Leeteuk.
“Mwo? Sireo.” Kata Hee Hee yang kemudian hendak memalingkan pandangannya kepada HeeBum. Namun Leeteuk segera menarik matanya kembali memandang kearah Leeteuk.
“Kau juga dihukum LADY HEE HEE.” Hee Hee tersenyum senang karena Leeteuk memanggil namanya dengan sebutan yang memang ia inginkan. Ia menatap Leeteuk dengan manis.
“Kau mendengarku? Kau DIHUKUM.” Tegas Leeteuk.
Seketika tatapan manis Hee Hee berubah menjadi kesal kembali.
“Wae?”
“Jangan Tanya mengapa. Kau sudah membuatku pusing dengan tingkahmu. Kau harus membantu Siwon dalam menjalankan tugasnya dibumi. Tanpa membawa HeeBum!”
Hee Hee tersentak. Mana mungkin ia akan melewati hidup ditempat asing yang bernamakan BUMI tanpa kucing kesayangannya HeeBum yang selalu menempel padanya. Ia benar-benar tidak terima. Namun sama halnya dengan Siwon, Hee Hee pun harus mengalah dari keputusan Sang Raja.
Merekapun turun kebumi dengan membentangkan sayap yang melekat dipunggung mereka. Kemudian mereka merubah wujud mereka menjadi seorang manusia. Tanpa sayap dan mengenakan pakaian layaknya manusia. Hee Hee merasa tidak nyaman dengan pakaian yang ia kenakan. Jelas saja. Tanpa bando lucu berbentuk hello kitty, tanpa sayap mungilnya, dan tanpa kostum ala cheerleadersnya. Hee Hee sebenarnya Nampak tampan dengan pakaian namja yang maskulin, entah mengapa ia tak menyadarinya. Sementara Siwon merasa sangat nyaman dengan penampilannya. Ia merasa tidak ada yang berubah, bahkan ia terlihat makin tampan. Ketika Siwon hendak bertanya kepada Hee Hee, ia malah tak mendapati kehadiran mahluk nyentrik itu disampingnya.

******
Sementara itu Lee Donghae yang merupakan mahluk Demon ditugaskan untuk membawa Cho Kyuhyun yang sudah menghilang dari kahyangan. Cho Kyuhyun diperkirakan melarikan diri kebumi menurut Shindong , Sang raja Demon.
“Kau bawa Kyuhyun kepadaku. Aku beri kau waktu satu bulan. Kalau kau gagal, sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.” Kata Shindong. Donghae mengangguk dan melirik dengan tatapan matanya yang mengeluarkan cahaya api.
Shindong menaikkan sebelah alisnya. Ia melihat Donghae yang menghilang dengan meninggalkan cahaya api. Sepertinya Shindong juga mempunyai maksud terselubung sama halnya dengan Leeteuk. Ia tersenyum puas serta penuh harap.

******
“Gomawoyo, oppa.” Ucap gadis manis kepada seorang namja tampan yang baru saja mengantarkannya pulang dengan mobilnya. Gadis itu adalah Kim  Soo Ae, gadis berusia 20 tahun yang kini tengah menjadi mahasiswi di Inha University. Ia adalah putrid dari seorang pengacara terkenal. Namun ibunya sudah meninggal ketika ia berusia 10 tahun.  Soo Ae adalah gadis yang pendiam, sebelum ia bertemu dengan namja yang kini berdiri dihadapannya itu. Dialah Cho Kyuhyun. Namja yang ia temui secara tidak sengaja. Saat itu  Soo Ae tengah tenggelam disebuah danau karena kecelakaan yang menimpa mobilnya. Disitulah ia bertemu dengan Kyuhyun yang menyelamatkan nyawanya. Sejak itu ia menjadi akrab, bahkan mereka sudah seminggu ini berangkat kuliah bersama.
“Ne. Cheonmaneyo.” Balas Kyuhyun dengan senyum lembutnya.
“Aku masuk dulu. Sampai jumpa besok.” Kata  Soo Ae. Kyuhyun mengangguk dan memperhatikan yeoja yang sangat ia cintai itu masuk perlahan kedalam rumahnya. Akhirnya Kyuhyun kembali masuk kedalam mobilnya setelah matanya tak lagi menangkap sosok  Soo Ae. Ia pun mengendarai mobilnya dan pergi. Kyuhyun masih ingat betul saat pertama kali ia bertemu dengan  Soo Ae. Ketika ia sedang tidak sengaja turun dari kahyangan, ia mendengar teriakan seorang yeoja. Ia pun menolong yeoja yang tengah tenggelam disebuah danau. Ketika ia memandang yeoja tersebut, ia langsung terpana. Sejak itulah ia memutuskan untuk menjadi dirinya yang terlihat saat ini. Siapapun yang melihatnya sekilas mungkin tidak akan menyadari bahwa ia adalah sesosok Demon.

******
Seorang namja yang Nampak tampan dengan balutan jas berwarna krem tengah berjalan dengan pandangan tegap kedepan. Ia sama sekali tak memperhatikan sekelilingnya yang sudah ramai dipenuhi oleh wartawan yang sibuk menagkap gambarnya. Hari ini ia akan melakukan presscon mengenai Film terbarunya. Ia terlihat tak acuh sama sekali dengan beribu pertanyaan yang dilontarkan oleh para wartawan. Namun menejer yang tengah berdiri disampingnya menjawab dengan senang hati. Menejer cantik itu Nampak sedikit kewalahan dengan pertanyaan yang menghujaninya. Namun namja disampingnya seolah tak peduli dan terus memasang wajah masa bodo namun tak melunturkan pesonanya.
“Mengapa kau tak menjawab semua pertanyaan tadi?” Tanya Min Hee kesal.
“Lalu apa urusanmu?” Balas namja itu santai.
Min Hee benar-benar kesal. Sebagai menejer seorang aktor terkenal seperti Yesung, harusnya kehidupannya sudah bahagia saat ini. Namun itu hanya angan-angan belaka. Pantas saja ia diminta menjadi seorang menejer aktor terkenal padahal ia hanya yeoja lulusan SMA dan tidak mempunyai pengalaman apapun. Itu karena selama ini tidak ada yang betah lama-lama jadi menejer dari aktor angkuh dan super menyebalkan seperti namja disampingnya ini, Yesung. Jelas saja tidak betah, jika ia memperlakukan menejernya seperti pembantu. Batin Min Hee kesal.
“Tidak masalah, bukan?” Lanjut Jun Su sambil membereskan jasnya. Ia memang amat perfectionist. “Aku ingin istirahat. Jangan ganggu aku sebelum aku yang akan keluar dari kamarku sendiri. Arasso!” Jun su beranjak pergi setelah mendapatkan anggukkan dari Min Hee. Min Hee memandangnya dengan kesal sambil mengepalkan tangannya.
******

“ANDWAEEEE…!!!!!” Teriak seorang namja sambil memegangi selembar foto. Difoto itu Nampak dirinya yang tengah memasak.
“Siapa yang mengambil foto ini?” Tanyanya kesal kepada para pengawalnya. Namun ia tak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari para pengawalnya dan itu membuatnya tambah uring-uringan dikamarnya yang seluas lapangan sepak bola.
“Bagaimana jika foto ini menyebar dikampus? Aku pasti tidak akan sanggup menginjakkan kakiku jika semua orang seantero kampus mengetahui foto ini.” Namja itu melemparkan beberapa bantal kesayangannya kearah para pengawalnya. Para pengawalnya yang bingung mulai mencoba menenangkannya. Namun namja itu terus uring-uringan.
Begitulah KimRyeo wook. Namja kaya yang mewarisi perusahaan perhotelan ayahnya. Ia sangat hobi memasak. Namun ia paling tak suka jika ada yang mengetahui hobinya itu. Karena ia takut semua orang akan menganggap kalau dia itu feminine, setidaknya itu yang dibilang ayahnya. Ia sering sekali bertindak semaunya dikampus tempatnya belajar, Inha University. Ia berlaku seperti namja yang cool dan congkak. Tidak ada yang tahu kalau ia adalah namja yang manja bahkan terkesan cengeng. Namun setelah ada dua yeoja yang bersahabat membuatnya kelabakan setiap kali bertemu dengan mereka. Choi Hyo Joo dan Oh Min Ji yang selalu meledeknya. Bukan tanpa alasan, mereka begitu karena mereka tanpa sengaja melihatRyeo wook yang tengah dipakaikan sepatu oleh pengawalnya diloker kampus. Sontak saja itu membuatRyeo wook geram pada kedua yeoja tersebut.Ryeo wook bahkan bersumpah jika benar yang mengambil foto yang berada ditangannya itu adalah mereka, ia akan menghantui kedua yeoja tesebut.

******
“Bagaimana menurutmu?” Tanya Hyo Joo kepada sahabatnya Min Ji yang tengah melihat fotoRyeo wook.
“Ya! Min Ji~yah. Mengapa diam saja?”
Min Ji diam dan tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Hyo Joo. Sebenarnya ia sedang memperhatikan baik-baik wajah namja yang selama ini ia olok-olok itu. Nampaknya Min Ji mulai tertarik kepada Don Ju.
“Min Ji~yah. Apa kau masih disana?” Panggil Hyo Joo kembali. “Ya Tuhan kembalikanlah sahabatku ini segera. Hey! Setan-setan jahat kembalikan Min Jiku segera. Jangan kau bawa dia dalam lamunanmu.” Lanjut Hyo Joo.
“Ya! Hyo Joo~ah! Kau ini!” Teriak Min Ji sambil memukul kepala Hyo Joo. Hyo Joo mengelus kepalanya.
“Aku  bertanya padamu. Mengapa tak menjawab?” Kata Hyo Joo kesal.
“Menurutku….”
Hyo Joo sangat antusias sekali mendengar jawaban Min Ji. Ia sudah menunggu-nunggu Min Ji untuk mengatakan betapa jeniusnya Hyo Joo. Namun jawaban Min Ji membuatnya sedikit kecewa.
“Menurutku kau sudah keterlaluan.”
“Mwo?”
“Hyo Joo~ah. Sudahlah. Aku sudah mulai kasihan padanya.” Kata Min Ji.
“Kau kasihan pada namja seperti dia? Aku tak percaya ini.” Kata Hyo Joo.
“Kau lupa apa yang sudah dia lakukan pada kita? Belum lagi pada mahasiswa lain yang berasal dari kalangan bawah seperti kita. Dia bersikap seolah seperti penguasa. Padahal dia itu namja cengen yang hanya bisa bergantung pada pengawalnya.” Lanjut Hyo Joo bertubi-tubi.
“Terserah padamu mau mengikutiku atau tidak.” Hyo Joo merampas foto yang berada digenggaman Min Ji dan beranjak pergi.

******
“Menyebalkan sekali.” Keluh Hyo Joo sambil menatap langit yang begitu cerah.
“Panas sekali.” Lanjutnya. Tiba-tiba saja tubuhnya lunglai. Ia selalu seperti ini jika cuaca terlalu panas dan matahari membakar tubuhnya. Bukan karena ia memiliki penyakit anemia. Hyo Joo sendiri tidak mengetahui tepatnya. Apalagi ketika ia tengah marah, pasti matanya akan berubah kemerahan seperti nyala api. Ia sendiri takut pada dirinya ketika marah. Pernah ketika ia baru saja masuk universitas dan bertemu denganRyeowook. Ryeowook habis-habisan mengerjainya dengan melemparkan sepatunya yang memang tidak modis apalagi mahal keatas atap. Hal itu membuatnya mengenakan satu sepatu pada kaki kanannya. Ia pun geram dan bergegas kekamar mandi untuk mencuci muka. Ketika ia tengah bercermin ia berteriak karena melihat sesosok yeoja yang menyeramkan. Ketika ia melihat lagi dicermin, rupanya sosok itu adalah dirinya. Maka dari itu setiap  kali ia marah, ia selalu mencoba menghindar dari keramaian. Ia tak mau orang lain menganggapnya hantu atau mahluk jadi-jadian.

****
Pagi ini Kyuhyun, Yesung danRyeo wook dikejutkan oleh mahluk aneh yang sudah mengganggu ketenangan mereka dan  mengobrak-abrik hari mereka.




TBC... bagaimana readers... nggak gaje, kan? *wink* heheheeee.....
ayoooo siapa yang penasaran... angkat kaki? *eh angkat biasmu *eh angkat apa saja deh.. bikin aku mkin smangat nglanjutinnya..

WARNING:
WAJIB RCL Buat yang kena tag atau pun ga.. #maksa


FF-Series (Mocca Cappu `Chino') Chapter 6


Author: Echa aka Choi Hyo Joo
Twit: @Echa407
Cast :

Main:
-Lee Donghae
-Cho Kyuhyun
-Choi Hyo Joo

Support:
-Kim Soo Ae
-Nichkhun
-Park Han ni
-Lee Hyuk Jae aka Eunhyuk
-Other Cast you can find it by yourself
Genre: Friendship, motivation, dll
Length: Series

Disclaimer : This Fanfiction pure made by me, start from my brain ^^ its never published before at the other place, NO PLAGIAT! NO COPY PASTE!

Annyeong.. mian author baru sempet nongol.. mumpung liburan sebelum UAS.. Author mau kasih lanjutan FF yg sprtinya sudah lama terabaikan oleh author.. MIAN juga blum smpet bles komenan dipart sebelumnya... pulsa modemnya limit... ehehehee... 

WARNING:
DON'T FORGET TO COMENT + LIKE AFTER YOU READ... :D

Oke langsung aja ditengoookkk...

Author POV
Kyuhyun datang dengan wajah geramnya dan segera meraih foto-foto yang terpampang kemudian merobeknya tanpa ampun. Ia meremas sebagian potongan foto yang tersisa dikepalannya. Matanya menatap tajam pada satu titik sementara mahasiswa lain yang berada ditempat itu hanya memandangnya sambil berbisik satu sama lain.
Saat ia hendak melangkah, tiba-tiba langkahnya terhenti karena seseorang menyentuh bahunya dari belakang. Kyuhyun berbalik. Ia terlihat sedikit terkejut ketika mendapati namja yang kini ada dihadapannya. Mereka pun itu pun saling bertukar pandang sejenak.
Wae geurae?” tanya Kyuhyun yang sepertinya tak senang bahunya disentuh.
Keuraeyo?” kata namja itu serius.
“Apa maksudmu?” kata Kyuhyun tak acuh.
Kali ini namja itu terdiam.
“Semuanya bukan urusanmu,” kata Kyuhyun yang berbalik dan beranjak pergi. Sejenak ia berbalik kearah namja tadi dan berkata, “Nice to meet you again,” ia kembali berbalik dan meneruskan langkahnya.

Donghae POV
Aku menyusup diantara kerumunan Mahasiswa yang entah tengah melihat apa. Akhirnya dengan bersusah payah, aku pun tiba disumber yang telah membuat kampus ramai pagi ini. Entah mengapa lagi-lagi aku tak mengerti atas apa yang telah aku lakukan. Tidak biasanya aku ikut campur urusan orang lain.
Aku melihat beberapa foto yang terpampang. Betapa terkejutnya diriku melihat wajah seorang namja yang aku kenal difoto itu. Itu jelas sekali. Dia benar-benar Cho Kyuhyun. Berkali-kali aku lihat pun, ia memang Cho Kyuhyun. Tapi siapa yeoja yang tengah dipeluknya mesra itu? Aku berpikir dan terus berpikir. Sepertinya diotakku ini menyimpan separuh ingatan mengenai yeoja itu. Setelah berusaha mengingat wajah yeoja itu akhirnya aku mendapatkan jawabannya. Dia adalah yeoja heels itu.
“Bagaimana bisa? Apa itu artinya dugaanku benar?” gumamku.
Aku teringat kembali pada kejadian semalam saat aku dan yeoja itu tengah asyik menyanyikan lagu dengan piano. Ia berkata bahwa itu adalah lagu untuk ex-boyfriend-nya. Aku sempat berpikir bahwa itu adalah Kyuhyun. Dan pagi ini, aku yakin bahwa mereka memiliki hubungan yang tidak biasa.
Saat aku akan beranjak pergi, tiba-tiba seorang namja datang dengan wajah marah dan merobek foto-foto tersebut. Itu adalah Kyuhyun. Aku menjadi semakin bingung. Aku berada tepat dibelakangnya saat ini. Saat aku sadari kalau ia akan segera beranjak pergi, aku beranikan diri untuk menghentikannya. Aku raih bahunya. Ia berbalik kearahku dan kami saling bertatapan. Tatapan ini, adalah tatapan yang sangat asing. Sudah setahun kami tak menatap satu sama lain. Aku melihat jelas kalau ia sedikit terkejut melihatku.
Wae geurae?” tanya Kyuhyun yang.
Keuraeyo?” kataku serius.
“Apa maksudmu?” kata Kyuhyun acuh.
Aku terdiam. Aku menyadari bahwa tak seharusnya aku menanyakan ini. Aku tahu bagaimanapun hubungan kami memang sudah renggang.
“Semuanya bukan urusanmu,” kata Kyuhyun yang berbalik dan beranjak pergi. Sejenak ia berbalik kearahku.
 “Nice to meet you again,” ia kembali berbalik dan meneruskan langkahnya.

Melihat sikapnya yang sangat dingin dan acuh padaku, aku tak merasa sedih ataupun kesal. Karena aku tahu kalau ini sangat wajar. Ia pantas memperlakukanku seperti itu. Aku pun pergi meninggalkan tempat ini yang kelihatan sudah tak seramai tadi.

oooOOOooo

Author POV

Han ni menghampiri Soo Ae yang tengah terduduk dibawah pohon.
Mwo haeyo (sedang apa)?” tanya Han ni yang duduk disamping Soo Ae.
Soo Ae tak menjawab. Ia terlihat masih terisak.
“Kau menangis?” selidik Han ni.
“Bukan urusanmu,” kata Soo Ae yang mulai mengusap sisa airmatanya.
Yeogi,” Han ni menyodorkan sebuah sapu tangan kepada Soo Ae.
Soo Ae menoleh perlahan dan memandang wajah Han ni. Han ni tersenyum. Soo Ae pun mengambil sapu tangan tersebut dan memakainya.
“Bukankah aku sudah mengingatkanmu,” kata Han ni.
“Maksudmu?”
“Jangan berpura-pura tak mengerti lagi. Aku tahu kau mengerti maksudku,”
Nan jeongmal pabo! Aku memang tak mengerti apa-apa. Bahkan aku tak mengerti mengapa aku begini?” kata Soo Ae sambil meremas rambutnya yang nampak frustasi.
“Tak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Kau hanya akan terlihat semakin bodoh,”
Soo Ae menatap Han ni.
“Apa aku salah jika aku marah pada sahabatku seperti ini?” tanya Soo Ae.
“Disaat seperti ini kau masih saja memikirkannya. Kau ini memang bodoh rupanya,” kata Han ni.
Soo ae terdiam. Ia nampak bingung apa yang akan ia katakana selanjutnya.
“Apa sebenarnya salahku?” keluh Soo Ae.
“Kesalahanmu adalah karena kau terlalu bodoh,”
“Mengapa kau selalu berkata kalau aku bodoh? Aku memang bodoh, arayo,”
“Justru aku begini agar kau mengerti bahwa kau tidak seharusnya bersikap bodoh lagi,” kata Han ni yang nampak kesal.
“Kebodohanmu adalah terlalu mempercayai sahabatmu. Kau terlalu naïf. Kau berpikir bahwa sahabatmu itu bagai malaikat yang tak mungkin menyakitimu. Harusnya kau dengarkan aku,” lanjut Han ni.
“Aku tak menyangka kalau ia akan menusukku,” kata Soo Ae pelan. “Sepertinya aku harus kembali ketempatku semula. Aku tidak akan sanggup berada disini lagi,” lanjut Soo Ae.
Mworago? Jadi kau akan menyerah? Lalu membiarkan sahabat yang telah merebut cintamu tersenyum diatas kehancuranmu?” kata Han ni bertubi-tubi.
“Apa lagi yang aku lakukan? Apa aku harus berada disini dan menyaksikan mereka? Itu lebih menyakitkan,”
“Setidaknya kau tunjukkan bahwa kau kuat,”
“Maksudmu?”
“Bukankah selama ini tak ada yang memandangmu? Tak ada yang menoleh kearahmu? Bagaimana bisa Kyuhyun memandangmu? Kau lihat dirimu. Kau terlalu asyik dalam baying-bayang Hyo Joo. Tidak akan ada yang dapat memandangmu. Itu karena kau tertutupi. Setidaknya sekarang kau tunjukkan siapa dirimu. Aku yakin kau bisa terlihat tanpa bayang-bayang Hyo Joo. Kau memang pintar. Tapi kau tertutupi. Sekarang saatnya kau berdiri diatas kakimu sendiri,” jelas Han ni.
“Sebenarnya apa tujuanmu mengatakan ini padaku? Aku yakin kau punya maksud lain,” selidik Soo Ae.
“Ini karena aku kasihan padamu. Karena aku pernah berada diposisimu. Setidaknya aku tak sepayah dirimu yang hanya bisa menangis,” kata Han ni. Kemudian ia bangkit berdiri. “Keurae, sepertinya aku sudah cukup banyak berbicara. Aku harap kau mengerti ucapanku. Pikirkan itu baik-baik Kim Soo Ae. Na ganta (aku pergi dahulu),” Han ni beranjak pergi dan meninggalkan Soo Ae.

oooOOOooo

Hyo Joo POV
Aku mencoba  focus dengan pelajaran yang tengah berlangsung. Aku tak melihat Soo Ae lagi yang senantiasa duduk disampingku. Kali ini aku benar-benar merasa sendiri. Sae ri dan Eunhyuk yang duduk didepanku tak hentinya menoleh kearahku. Mereka meyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dan aku tahu bahwa semuanya memang sudah kacau. Aku menoleh kekanan tempat dimana Kyuhyun duduk. Bahkan ia pun tak ada disana. Apa aku pantas disini?
“Nona Choi!” panggil Min Jae seongsaengnim.
Aku mendongak.
“Selesai pelajaran kau harus keruanganku,” perintahnya.
Ne, algesseumnida,” kataku.
Pelajaran pun selesai. Aku sangat malas menghadap Min Jae seongsaengnim. Tapi apa boleh buat, aku masih beruntung karena ia memberikanku izin mengikuti pelajarannya.
Gwaenchanayo?” tanya Eunhuk padaku.
Ne, gwenchana,” kataku yang mencoba tersenyum.
“Hyo Joo~yah, kau tak usah khawatir. Soo Ae pasti tidak akan apa-apa,” hibur Sae ri padaku.
Aku hanya membalas dengan senyum.
Na ganta,” kataku.
Oedi gaseyo?” tanya Sae ri.
“Aku akan mengahadap Min Jae seongsaengnim. Na ganta,”
Ne, haeng-uneul bireoyo! (good luck!),” sambung Eunhyuk.
Ne,” kataku yang kemudian berlari pergi.
oooOOOooo

“Sudah kuberi kau keringanan waktu seminggu!” teriak Min Jae seongsaengnim.
Aku yang terkejut menelan ludahku.
N-n-ne,” kataku terbata.
“Kau ini benar-benar membuatku marah! kau pikir aku tak mengetahui saat kau melamun sepanjang pelajaranku?” katanya lagi.
Aku terkejut untuk kesekian kalinya. `Jadi ia tahu kalau aku tadi melamun,’ batinku.
“Aku tidak mau tau. Percuma jika aku menambah hukumanmu. Besok pagi kau harus sudah mengumpulkan tanda tangan itu!” katanya tegas.
Ne?” kataku .
“Kau ini bukankah peserta `Dream Theater’? Mana mungkin kau tak mengenal para mahasiswa populer? Selesaikan tugasmu mala mini juga!”

oooOOOooo
Author POV

Hyo Joo berjalan dengan langkah beratnya. Ia mengacak rambutnya frustasi sambil tertunduk. Tak sengaja ia berpapasan dengan Kyuhyun. Ia mencoba menghindar kesebelah kanan, namun Kyuhyun juga mengambil langkah kekanan. Ketika ia mengambil langkah kekiri, Kyuhyun pun sebaliknya. Akhirnya Hyo Joo berhenti ditempat.
“Silahkan,” Hyo Joo memberi ruang untuk Kyuhyun.
Kyuhyun pun berjalan melewati Hyo Joo. Hyo joo yang akan memulai langkahnya kembali akhirnya terhenti setelah mendengar ucapan Kyuhyun.
Jeosonghamnida,”
Hyo Joo terhenti dan menoleh.
“Untuk apa?” tanya Hyo Joo.
“Untuk hari ini,”
“Apa aku pantas mendapatkan ucapan permintaan maaf?”
“Apa yang kau katakan?”
Aniyo. Amuildo anieyo,”
“Aku benar-benar meminta maaf,”
Ara. Aku tahu kalau kau sungguh-sungguh. Untuk orang sepertimu yang tak pernah mengucapkan maaf, kali ini kau terlihat lebih baik,” kata Hyo Joo.
Gomawoyo,” kata Kyuhyun. Nampak wajahnya dengan rasa bersalah.
Keurae. Na ganta,” kata Hyo Joo. Kyuhyun mengangguk.
Merekapun saling mengambil langkah mereka masing-masing.

oooOOOooo

Hye na tengah berada disebuah ruangan. Ia nampak tengah mencari seseorang.
“Dimana dia? Sepertinya tak ada orang disini. Bukankah Han ni bilang dia sering berlatih disini,” kata Hye na dengan wajah bingung.
Tiba-tiba saat ia hendak keluar bajunya tersangkut dipiano. Alhasil, itu membuat roknya robek. Hye na panic. Ia bingung memikirkan cara bagaimana ia keluar dengan roknya yang robek.
“Aaa! Eottokhae?” keluh Hye na.
“Aisshh! Bagaimana aku bisa keluar. Ini sangat memalukan,”
Tiba – tiba terdengar langkah kaki seseorang yang memasuki ruangan itu. Hye na pun terkejut. Ia segera bersembunyi dibalik piano.
“Aisshhh… mengapa dia datang saat sekarang?” keluh Hye na.
“Donghae~yah!” panggil seorang namja yang baru saja datang. Rupanya ia adalah Ryeowook.
“Kemana dia?” kata Ryeowook.
“Tunggu. Sepertinya ada seseorang tadi disini,” lanjut Ryeowook yang melihat sobekan kain dipiano.
Eottokhae?” batin Hye na cemas.
Ryeowook merasa curiga. Ia pun mengedarkan kedua matanya untuk menyelidiki ruangan tersebut. Ia menundukkan badannya kebawah piano yang memang sedari tadi ia curigai. Ia tersentak ketika melihat Hye na yang terduduk disana. Tubuh Ryeowook terbanting dilantai. Sementara Hye na yang juga kaget pun berteriak dan menutupi wajahnya dengan kedua matanya.
N-n-nuguya?” kata Ryeowook.
“Jangan takut. Ini aku. Hye na,” Hye na membuka kedua telapak tangannya yang sedari tadi menutupi wajahnya.
Neon? Mwo haeyo?”
N-n-na,” kata Hye na terbata. `aigo! Bagaimana aku menjelaskan padanya?’ batin Hye na.
Waeyo? Ayo keluar dari sana,” kata Ryeowook yang mulai mendekat kembali kepada Hye na.
“Jangan mendekat!” bentak Hye na.
Ryeowook pun bingung.
W-w-wae? Aku kan hanya.. “
Jeosonghamnida. Aku tidak bermaksud membentakmu. Aku.. “ potong Hye na.
Mwo?”
Chom dowa juseyo? (Can you help me?)” tanya Hye na.
Mwoya?”
“Sebenarnya ini sangat memalukan,” kata Hye na pelan. “Rokku tak sengaja tersangkut tadi. Dan kau tahu apa? Rokku robek. Aku tak berani keluar dengan keadaan seperti ini,” jelas Hye na yang pipinya mulai memarah.
Ryeowook tertawa mendengar penjelasan Hye na.
“Mengapa tertawa?” tanya Hye na kesal.
“Kau lucu sekali,” kata Ryeowook yang tak hentinya tergelak.
“Yasudah kalau kau tak ingin membantu biar aku pergi saja,” kata Hye na yang kemudian bangkit berdiri.
Ryeowook yang melihat Hye na berdiri segera memalingkan wajahnya ketika tak sengaja ia melihat rok Hye na yang robek. Ia menutupi kedua matanya dengan telapak tangannya.
“Ya! Kau gila?” kata Ryeowook tanpa menatap Hye na.
Mwo?” kata Hye na yang menoleh kepada Ryeowook. Ia melihat Ryeowook yang tengah membelakanginya. Ia pun menyadari bahwa pasti Ryeowook sudah melihat roknya yang robek. Refleks ia menutupi roknya dengan kedua tangannya sambil menggigit bibirnya.
“Aisshh! Apa yang kau lihat?” tanya Hye na.
Opsoyo. A-a-amugoto opso,”
Ryeowook membuka sweater yang tengah ia kenakan perlahan.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Hye na cemas.
“Tenanglah,” kata Ryeowook. Kemudian ia menyodorkan sweater-nya kepada Hye na yang berada dibelakangnya tanpa menoleh. “Pakailah ini untuk menutupi itu,”
Mwo?” Hye na mengambil sweater tersebut. “Keurae,” ia segera mengikat sweater tersebut dipinggangnya.
“Sudah?”
“Eemmm,”
Ryeowook menoleh dan memandang Hye na.
Keurom, aku pergi sekarang. Aku pinjam sweatermu, oppa,” kata Hye na.
Ne. Ka!”
Hye na pun beranjak meninggalkan ruangan tersebut. sementara Ryeowook kembali tersenyum melihat tingkah Hye na.

oooOOOooo

“Kau yakin tak melihat Soo ae?” tanya Sae ri pada Eunhyuk.
Ne,”
Eottokhae?” rengek Sae ri.
Mollaso,” kata Eunhyuk bingung.
“Bagaimana jika Hyo Joo tau? Dia pasti akan sangat sedih,” lanjut Sae ri.
“Mengapa semuanya menjadi serumit ini?”
“Ini semua salahku. Aku tahu Hyo Joo tak salah. Aku yakin,” kata sae ri.
“Mengapa kau menyalahkan dirimu?”
“Kalau saja bukan karena aku mungkin Hyo Joo dan Kyuhyun tidak akan saling dekat,” sesal Sae ri.
“Ya! Ini bukan salahmu. Jangan salahkan dirimu,” kata Eunhyuk mencoba menenangkan Sae ri. Ia merangkul bahu Sae ri. Sae ri pun menyandarkan kepalanya dibahu Eunhyuk.
Eunhyuk mengusap bahu Sae ri. Tiba-tiba Sae ri tersentak dan mengangkat kepalanya dari bahu Eunhyuk.
Wae geurae?” tanya Eunhyuk.
Aniyo,” kata Sae ri gugup. “Hyuki~yah sepertinya aku harus segera menemui Hyo Joo,” kata Sae ri yang segera bangkit.
“Aku ikut,” kata Eunhyuk.
Andwae!” kata Sae ri kencang. “Maksudku. Kau disini saja. Lagipula aku akan membicarakan masalah wanita pada Hyo Joo. Kupikir jika aku berbicara padanya dari hati kehati sebagai wanita mungkin itu akan menenangkan Hyo Joo,” kata Sae ri mencari alasan.
Keurae,”
Na ganta. Bye, Hyuki!” Sae ri menyempatkan memegang bahu Eunhyuk sebelum ia beranjak pergi.
“Anak itu benar-benar aneh,” kata Eunhyuk sambil menggelengkan kepalanya.

oooOOOooo

Hyo Joo POV
Seharian ini aku tak melihat Soo ae. Bahkan ia tak ada disetiap mata kuliah. Kemana dia? Aku benar-benar khawatir. Harusnya kami tengah berkumpul berempat sekarang untuk membicarakan persiapan audisi besok.
“Soo ae~yah nan bogoshippoyo,” ucapku lirih.

oooOOOOooo

Aku berusaha menyembunyikan kesedihanku. Aku segera mengambil secarik kertas dari dalam sakuku.
“Kim Ryeowook dan Lee Donghae. Kedua namja yang sebentar lagi akan memulai debut sebagai pasangan duet,” aku membaca kertas tersebut.
“Apa aku harus melakukan ini?” keluhku.
Aku melanjutkan membaca. “Park Han ni dan Shin Hye na. Dua yeoja yang sudah memulai debutnya di Jepang sebagai Girlband yang bernama, `H2Shine’. Ige mwoeyo? Mana bisa aku meminta tanda tangan dari yeoja yang bernama `Park Han ni’ itu?” kataku kesal.
“Tunggu. Bukankah aku hanya membutuhkan tiga tanda tangan? Kalau begitu biar aku meminta pada yeoja yang bernama Hye na saja,” kataku.
Aku mulai membaca kembali untuk mencari tau informasi mengenai yeoja yang bernama Hye na itu. Rupanya ia bukan mahasiswa asal universitas ini. Dia mahasiswa yang berkuliah di Jepang. Entah bagaimana bisa ia debut bersama  Han ni. Dan menurut kabar, ia akan segera menjadi mahasiswa disini.
Akhirnya aku sampai disebuah ruangan yang kudengar merupakan tempat dimana Ryeowook dan Donghae sering berlatih bersama. Aku pun tanpa ragu memasuki ruangan tersebut.
Annyeonghaseyo,” sapaku pada seorang namja yang terlihat tengah menulis sesuatu didekat piano.
Ne. annyeonghaseyo, “balasnya.
“Benarkah kau yang bernama Kim Ryeowook?” tanyaku.
Ne. keurae. Wae?”
Aku mulai mendekat.
“Begini. Aku Choi Hyo Joo dari semester satu kelas A2. Maksud kedatanganku kesini adalah untuk memenuhi tugasku,”
“Tugas?”
“Emm. Aku mendapat tugas dari Min Jae seongsaengnim untuk mengumpulkan tanda tangan dari mahasiswa populer disini. Jadi, aku ingin meminta tanda tanganmu. Bolehkah?”
“Apa kau yakin ingin meminta tanda tanganku?” kata Ryeowook sambil tersenyum kecil. “ bahkan aku baru akan debut esok lusa,”
“Aku yakin. Karena aku tahu kalau kau adalah mahasiswa yang populer bahkan sebelum kau debut,” rayuku.
“Kau berlebihan,” kata Ryeowook dengan tersipu. “Baiklah. Berikan aku pulpen dan bukumu,”
Yeogi,” kataku yang menyodorkan buku digenggamanku dan segera diambil oleh Ryeowook.
Gomawo, Oppa,” kataku setelah Ryeowook mengembalikan bukuku dengan berisi tanda tangannya.
“Jangan panggil aku dengan sebutan Oppa. Aku jadi merasa tua,” candanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Aku pun tersenyum.
Tiba-tiba datang seorang yeoja menghampiri kami.
Oppa!” panggilnya.
“Hye na~yah,”
Anyeong,” sapa yeoja itu padaku. Kemudian ia menghampiri Ryeowook.
Yeogi. Aku hanya ingin mengembalikan milikmu,” kata yeoja itu sambil menyodorkan sebuah kantung berwarna biru muda. “Gomawo,” ucapnya lembut.
Oppa , kau tak melihat Donghae oppa hari ini?” tanya yeoja itu pada Ryeowook.
Aniyo. Aku juga heran mengapa ia menghilang,” jawab Ryeowook.
Kemudian aku melihat yeoja itu berbisik pada Ryeowook. Aku sempat mendengar suaranya. “Itu yeojachingu-mu?” bisiknya. Sontak itu membuatku hampir saja tergelak. Namun aku menahannya dan berpura-pura tak mendengar.
Aniyo,” kata Ryeowook. “Ah biar aku kenalkan,” Ryeowook menghampiriku. “Ini Choi Hyo joo, mahasiswa semester satu,” jelasnya pada yeoja itu.
“Oh! Annyeong, Naneun Shin Hye na imnida,” kata yeoja yang ternyata bernama Hye na itu.
Bangapseumnida,” kataku.
Nado. Kebetulan, aku akan berkuliah disini juga. Semoga kita bisa sekelas yah,” ucapnya ramah.
“Ne. Aku sangat senang jika dapat sekelas dengan penyanyi terkenal sepertimu,” pujiku.
“Kau bisa saja,” kata Hye na tersipu.
“Apa-apaan ini? Sepertinya ada yang mengabaikanku,” kata Ryeowook.
Mwoya?” rajuk Hye na.
“Ah. Hye na~yah,” panggilku.
Ne,”
Yeogi,” aku menyodorkan bukuku.
Mwoya?”
“Aku ingin meminta tanda tanganmu. Anggap saja ini permintaan dari seorang Fans,” kataku.
“Kau tak perlu begitu. Aku akan memberikannya sebagai hadiah pertemanan kita,” katanya. Aku langsung tersenyum.
Gomawoyo,” kataku.
Aku msih tak mempercayai bahwa yeoja yang bernama Hye na akan sebaik dan seramah ini. Untunglah, karena itu memudahkanku.

oooOOOooo

 “Mwo?” kata Han ni.
“Sudah ku katakana bahwa aku meminta tanda tanganmu,” Kata Hyo Joo.
“SIREO!”
“Jebalyo,” rengak Hyo Joo.
“Aku bilang tidak itu artinya tidak!”
“Park Han ni!” bentak Hyo Joo.
“MWO?”
“Jebalyo,” kali ini Hyo Joo berlutut dihadapan Han ni.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Han ni bingung.
“Aku bilang aku butuh tanda tanganmu,” Hyo Joo.
“SIREO!!! SIREO!!!!” teriak Han ni.
Hyo Joo terlihat bingung melihat Han ni yang histeris. Ia pun pergi.

oooOOOooo

“Jebalyo?” rengek Hyo joo kali ini dihadapan Donghae.
“Apa kau selalu menyedihkan seperti ini,” sindir Donghae.
“Kumohon. Apapun yang harus aku lakukan aku akan melakukannya. Asal kau memberikan tanda tanganmu disini. Dibuku ini,” rayu Hyo Joo.
“Sireo,”
“Sireo?” kata Hyo Joo kesal.
“Wae?”
“Aniyo,” Hyo Joo berusaha memendam kekesalannya.
“Naga!”
“Sireo,”
“Naga!” Donghae menarik tangan Hyo Joo untuk menyuruhnya pergi.
“Sireo,” kata Hyo joo bersikeras.
“Neo,”
“Mwo?”
“Jadi kau ingin tanda tangan?” tanya Donghae yang mendekatkan wajahnya dengan wajah Hyo Joo. “Berikan aku bukunya,” Hyo Joo memberikan buku tersebut kepada Donghae. Donghae meletakkan buku itu didinding dan mulai menuliskan tanda tangannya.
Setelah selesai menulis dengan cekatan ia menarik tangan Hyo Joo dan menahan tubuh Hyo Joo didinding. Hyo Joo pun terkejut dengan perlakuan Donghae yang kini mengurungnya dalam ruang sempit diantara dinding dan kedua tangan Donghae .
“Wae geurae?” kata Hyo joo yang terlihat gugup dalam kedekatannya dengan namja itu.
“Aku sudah memberikan apa yang aku mau,” kata Donghae yang semakin mencondongkan kepalanya.
“Ne,” Hyo joo menelan ludahnya menahan gugup.
“Gomawo,”
“Hanya itu?”
“Maksudmu,”
“Harusnya kau memberikanku ini,” Donghae mendekatkan wajahnya dan berusaha mencium Hyo Joo.
oooOOOooo

Sae ri menghampiri Hyo Joo yang tengah tertidur dengan meletakkan kepalanya diatas meja kelas.
“Hyo Joo~yah!” panggil Sae ri.
“Aisshh! Yeoja ini. Mudah sekali terlelap dimanapun. Hyo Joo~yah!” Sae ri mengguncangkan tubuh Hyo Joo.
Hyo Joo terbangun dengan wajah yang sangat terkejut sekali. Sae ri yang melihatnya nampak bingung. Ia memperhatikan Hyo Joo yang masih mematung.
“Hyo Joo~yah. gwaenchanayo?” kata Sae ri yang kemudian memegang kening Hyo Joo seolah memastikan kesehatannya.
“Hyo Joo~yah! jangan menakutiku,” kata Sae ri yang melihat Hyo Joo tetap pada posisinya.
“Sae ri~yah,” kata Hyo Joo yang segera memeluk Sae ri.
W-w-waeyo?” kata Sae ri bingung.
“Aku mungkin sudah gila,”
Ya! Mengapa kau baru menyadari sekarang,” kata Sae ri setelah melepaskan pelukan Hyo Joo.
Mwo?”
“Aku hanya becanda,” Sae ri tersenyum nakal.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” selidik Sae ri yang mendapati wajah muram Hyo Joo.
Aniyo. Aku hanya mimpi buruk tadi,”
“Mimpi apa?”
“Ah! Tidak penting,” jawab Hyo Joo gugup. “Sae ri~yah, kau tak melihat Soo ae? Apa dia bersamamu tadi?” tanya Hyo Joo.
“Itu. . .”
Wae? Soo ae belum kembali?”
“Hyo Joo~yah, kau tenang saja. Aku yakin nanti Soo ae akan kembali,” hibur Sae ri.
“Emm,” Hyo Joo terlihat sedih.
“Jangan sedih begitu. Kau nampak bodoh,” canda Sae ri.
Hyo Joo tersenyum.
“Kalau tersenyum seperti itu kau terlihat cantik,” sambung Eunhyuk yang baru saja datang.
“Hyukie!” kata Hyo Joo dan Sae ri bersamaan.
Eunhyuk tersenyum sambil menggaruk tengkuknya. “Ya! Adakah yang lapar? Mari kita makan! Aku akan mentraktir kalian?” ajak Eunhyuk.
Assa!” kata Sae ri senang. “Hyo Joo~yah, kaja!” Sae ri menarik tangan Hyo Joo.
Mereka bertigapun pergi bersama.

oooOOOooo

Soo Ae tengah memandangi refleksi dirinya dicermin. Ia menatap tajam kepada dua buah matanya yang terpantul dicermin. Diteliganya terdengar kembali ucapan Han ni yang terus saja terngiang.
“Kebodohanmu adalah terlalu mempercayai sahabatmu. Kau terlalu naïf. Kau berpikir bahwa sahabatmu itu bagai malaikat yang tak mungkin menyakitimu. Harusnya kau dengarkan aku,”

“Bukankah selama ini tak ada yang memandangmu? Tak ada yang menoleh kearahmu? Bagaimana bisa Kyuhyun memandangmu? Kau lihat dirimu. Kau terlalu asyik dalam baying-bayang Hyo Joo. Tidak akan ada yang dapat memandangmu. Itu karena kau tertutupi. Setidaknya sekarang kau tunjukkan siapa dirimu. Aku yakin kau bisa terlihat tanpa bayang-bayang Hyo Joo. Kau memang pintar. Tapi kau tertutupi. Sekarang saatnya kau berdiri diatas kakimu sendiri,”

“KIM SOO AE! Apa benar kau sebodoh ini?” ucap Soo ae pada bayangannya dicermin.
“Mengapa aku seolah membenarkan kata-kata Han ni? Mengapa begini?” lanjutnya.
Perlahan ia mulai melepaskan kacamata  dengan frame cokelatnya yang terlihat sudah kuno. Ia kembali menatap cermin. Namun kali ini ia tak dapat melihat dengan jelas bayangannya.
“Aku memang lemah. Setidaknya itu yang saat ini akau rasakan,” katanya yang mulai menitikan  cairan bening dari kedua matanya. Kemudian ia membanting kacamatanya kelantai dan menangis.

oooOOOooo
Hyo Joo POV

Aku berusaha memantapkan langkahku. Aku harus menyelesaikan tugasku malam ini. Harusnya malam ini aku sedang berlatih untuk audisi besok. Disaat Eunhyuk tengah sibuk dengan latihan dance-nya, Sae ri yang sibuk melatih vocal-nya, aku malah sibuk mencari tanda tangan. Dan Soo Ae. Dimana dia saat ini? Apa dia baik-baik saja? Bukankah besok hari yang sangat ditunggu olehnya? Aku masih tak percaya bahwa kita sudah sejauh ini.
Aku tiba diruangan ini. Ruangan yang menurut Sae ri selalu dipakai oleh Donghae untuk berlatih Dance. Sebenarnya kalau aku lihat tempat ini taka sing bagiku. Aku baru ingat kalau aku pernah kesini waktu pertama aku pindah keasrama. Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam. Tapi mengapa terlihat sepi sekali? Aku mengedarkan seluruh pandanganku mengitari setiap sudut ruangan ini. tiba-tiba…
“Ehhmmm..” terdengar suara namja yang tengah batuk. Sontak aku kaget dan berbalik. Ternyata dia adalah Donghae.
Mwo haeyo?”
“A-a-aku. . . “ kataku gugup. Aku heran mengapa aku selalu gugup didekatnya.
“Pasti kau tak bisa menjawabnya lagi,”
“Buka n begitu,”
Mwo?” tanyanya acuh.
“Aku ingin meminta tanda tangan darimu?” kataku ragu.
Donghae tergelak.
Wae?”
Aniyo. Kau lucu sekali,” katanya tanpa henti tergelak.
“Aku serius,”
“Jadi selama ini dugaanku benar. Kau ini ternyata seorang stalker-ku,”
Mwo?”
“Jangan mengelak,” godanya.
“Tapi,” aku baru saja ingin mengelak. Namun, aku rasa ini kesempatan yang bagus untukku meminta tanda tangannya dengan mudah.
Ne, oppa. Na jeongmal joahaeyo,” rayuku.
Donghae terlihat risih dengan sikapku.
Oppa, jebalyo. Aku sangat butuh tanda tanganmu itu,” aku semakin mendekat.
Ya! Apa yang kau lakukan?” bentaknya. “ Kau hampir membuatku takut,” katanya.
“Ini. Tanda tanganlah,” aku menyodorkan bukuku.
“Apa imbalan yang akan kau berikan padaku?”
Ne?”
“Cokelat? Jam tangan? Atau . . .”
“Atau apa?” aku memotong.
“Atau ciuman,”
Aku terkejut dan menelan ludahku. Aku teringat kembali mimpiku.
Ya! Aku hanya becanda. Mengapa kau jadi membeku begitu,”
Akhirnya ia mengambil bukuku dan menandatanganinya.
Gomawoyo,” kataku.
Ne. Anieyo,”
Saranghae,” kataku reflex ketika melihat senyumnya yang manis.
Mwo?”
M-m-wo? Mwo?” kataku bingung.
“Kau bilang saranghae?”
“Ah! Maksudku Saranghae dariku sebagai fans nomor satu untukmu,” dustaku gugup. Aku yakin saat ini wajahku sudah seperti kepiting rebus.
“Kau ini. Tidak bisa. Posisi fans nomor satu sudah ditempati,” katanya congkak.
“Aku tidak peduli. Pokoknya sekarang aku jadi fans nomor satu-mu,”
“Tidak bisa,”
“Pokoknya harus bisa,” aku beranjak pergi.
“Ya!” ia memanggilku. Namun aku terus berjalan tanpa menoleh kepadanya. Aku tersenyum kecil. Saat mendengar suaranya yang memanggilku dengan rengekan anak kecil.

oooOOOooo

Akhirnya aku berhasil mendapatkan tiga buah tanda tangan. Aku benar-benar senang. Tapi aku merasa ada sesuatu yang kurang. Soo ae. Dia sama sekali tak nampak hari ini. Bahkan ia tak ada dikamar sekarang. Aku benar-benar sedih. Aku sudah mencoba menghubunginya berulang kali, namun ia tak menjawab. Aku mencoba menelepon kerumahnya. Ayahnya bilang Soo ae sedang pergi keluar. Apa yang harus aku lakukan? Sementara besok aku harus mengikuti audisi yang menurutku sangat berat. Aku tak bisa tanpamu Soo ae. Kau yang selama ini menjadi sahabatku.
Aku mencoba menenangkan perasaanku dan menghibur diriku sendiri dengan berkata bahwa besok Soo ae akan kembali dan bersamaku lagi. Aku menarik selimutku. Kemudian aku mencoba menutup kedua mataku dan terlelap seperti Sae ri yang berada disampingku.

oooOOOooo

Author POV

“OMO! Aku akan terlambat!” teriak Hyo Joo yg baru saja terbangun panic.
“Sae ri~yah, bangunlah!” ia mengguncangkan tubuh sahabatnya itu yang masih terlelap.
“Kau tak tahu ini sudah jam 7 pagi,” kata Hyo Joo.
MWO?” kata Sae ri kaget. Ia segera bangkit berdiri dan berlari menuju kamar mandi.
“Ya! Aku duluan yang mandi,” teriak Hyo Joo.
“Aku saja. Aku hanya sebentar, kok,”
Ne. Ppalli!”

oooOOOooo

Eunhyuk sudah sangat rapi dengan kaos putih bercorak hitamnya. Tak lupa ia kenakan topi kesayangannya. Ia berjalan dengan riang sambil sesekali melakukan dance disela-sela langkahnya.

oooOOOooo

“Han ni~yah! Mengapa tak membangunkanku?” kata Hye na.
“Kau itu sudah seperti batu kalau sedang tidur. Aku hampir frustasi membangunkanmu,”
“Uh!” hye na mengerucutkan bibirnya.
“Sudah sana pergi mandi yeoja nakal,” kata Han ni.
Ne, chamkanman. Aku hanya sebentar,” pinta Hye na dengan wajah seperti anak TK.
Ne,” Han ni tersenyum. Ia memegangi sebuah kalung bertandakan huruf ‘H’ dengan erat.

oooOOOooo

“Kau sudah siap?” tanya Ryeowook pada Donghae yang masih asyik duduk dikasurnya.
Ne,”
Ppali,”
Ne,” Donghae bangkit. Sebelum bangkit ia menyempatkan mencium sebuah boneka penguin kecil mirip dengan boneka yang ia kirimkan untuk Hyo Joo.
Kaja!” ajak Donghae ceria.
Ryeowook hanya tersenyum melihat sahabatnya yang nampak senang pagi ini.

oooOOOooo

“Tunggu!” teriak seorang namja dari kejauhan. Eunhyuk yang asyik menari tak menyadari ada namja yang memanggilnya.
“Kau! namja dengan topi hijau. Tunggu sebentar,” teriak kembali namja itu.
Eunhyuk menoleh. “Nan?”
Ne,” namja itu berlari menghampiri Eunhyuk.
“Kyuhyun~ah?”
“Kau mengenalku? Ah! Kita kan teman sekelas,” kata Kyuhyun.
“Ada apa?”
“Bukankah kau juga mengikuti audisi? Alangkah lebih baik jika kita pergi bersama . . .” Kyuhyun terlihat berpikir.
“Eunhyuk,” kata Eunhyuk.
Ah! Keurae. Eunhyuk,” katanya.
“Baiklah. Kaja!” ajak Eunhyuk.
Mereka pun berjalan bersama.

oooOOOooo
Seorang yeoja dengan rambut roll-nya yang terurai meletakkan kacamata usangnya dimeja rias. Kemudian ia mengambil sebuah kacamata berwarna hitam besar dan pergi meninggalkan ruang kamar tersebut dengan langkah anggun.

oooOOOooo

Seorang namja dengan rambut berwarna cokelat tua turun dari sebuah mobil tepat didepan universitas. Ia membuka kacamata hitam besarnya dan tersenyum. Ia mulai melangkahkan kakinya memasuki universitas tersebut. Nampak beberapa yeoja yang mengagumi ketampananya mengikuti namja itu dibelakang. Namun namja itu terlihat senang dengan situasinya.
oooOOOooo

“BAIKLAH! AUDISI AKAN SEGERA DIMULAI,” ucap Min jae seongsaengnim yang memang menjadi pembawa acara dalam audisi itu.


Ups... audisi dimulai... jeng... jeng.... bagaimana yah kelanjutannya... hahaha ... TBC...

FF-Series (Mocca Cappu `Chino') Chapter 5


Author: Echa aka Choi Hyo Joo
Twit: @Echa407

Cast :

Main:
-Lee Donghae
-Cho Kyuhyun
-Choi Hyo Joo

Support:
-Kim Soo Ae
-Nichkhun
-Park Han ni
-Lee Hyuk Jae aka Eunhyuk
-Other Cast you can find it by yourself

Genre: Friendship, motivation, dll

Length: Series

Disclaimer : This Fanfiction pure made by me, start from my brain ^^ its never published before at the other place, NO PLAGIAT! NO COPY PASTE!

Annyeong... akhirnya ff ini bisa publish cepet juga... ^^
ok.. tanpa basa basi... silahkan dibaca...

ayooo dipart sebelumnya pada nebak siapa yang dateng.. dan akhirnya kejawab deh... yang tebakannya bener dapet kiss dari bias masing2 yah.. tapi ngantri #abaikan!

.................................................
Author POV
“STOP IT!”
“Hentikan!” Teriak Donghae. Namun sepertinya Han ni tak mau menurut.
“Kubilang hentikan, Park Han ni!” semua orang menatap mereka dan Hyo Joo pun terkejut.
Donghae menarik tangan Han ni dan mengajaknya pergi.
“Lepaskan!” tak hentinya Han ni memberontak berusaha melepaskan tangan Donghae.
Sampai akhirnya mereka tiba disebuah ruangan yang sepi. Sepertinya itu koridor asrama. Donghae melepaskan tangan Han ni.
“Apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan?” kata Han ni dengan berteriak.
Wae geurae? Apa yang terjadi padamu?” tanya Donghae.
Anni,”kata Han ni singkat.
“Mengapa tak mengabariku kalau kau sudah berada di Seoul?”
“Tak penting!”
Mwo?” donghae terkejut. Raut wajahnya berubah muram. “ Ne. Ara,” ucapnya pelan.
Han ni memandang Donghae yang terlihat sedih. Namun egonya membuatnya mengacuhkan Donghae.
“Untuk apa kau ikut campur dengan urusanku?” lanjut Han ni.
“Aku hanya mencoba membantumu,”
“Membantu?”
Ne, membantu Han ni yang sebenarnya kembali. Tadi kau terlihat seperti bukan Han ni yang aku kenal,”
“Han ni yang kau kenal? Bahkan kau sama sekali tak mengenalku,” ucap Han ni ketus.
“Tak kusangka waktu setahun telah mengubahmu,”
“Seseorang bisa saja berubah seiring berjalannya waktu,” kata Han ni. “ Kalau tidak ada lagi yang penting, aku pergi,” kata Han ni.
Ka,” kata Donghae pelan.
Han ni meninggalkan Donghae yang terlihat sedih. Sebenarnya Han ni juga merasa sedih. Namun sangat jelas tergambar bahwa ego-nya telah mengalahkan perasaannya.

oooOOOooo

Hyo Joo POV
“Park Han ni? Apa dia..” Aku mengingat obrolanku dengan Fishy melalui chat room. Aku mengingat bahwa Fishy pernah menceritakan hubungannya yang begitu rumit dengan yeoja bernama Park Han ni.
“Apa Han ni yang dimaksud adalah yeoja yang tadi bertengkar denganku?” ucapku sendiri.
“Ahh!! Untuk apa aku memikirkannya,” kataku.
“Ya! Wae geurae?” tanya Sae ri mengagetkanku.
Ani,”
“Ya! Kau hebat sekali tadi,”
“Hebat?”
Ne. kau berani sekali melakukan hal tadi kepada yeoja sombong itu,”
“Maksudmu?”
Yeoja yang tadi bertengkar denganmu,” kata Sae ri. “Park  Han ni,” ia berbisik padaku.
“Ya! Sebaiknya kita ceritakan ini ditempat lain,” saran Sae ri.
Kami tiba disebuah ruangan yang asing bagiku.
“Ruangan apa ini?” tanyaku.
“Ini ruangan dimana Hyukie sering siaran. Anggap saja ini adalah radio kampus,” jelas Sae ri.
“Radio?”
“Emm. Hyukie itu kan penyiar radio kampus,”
“Wahh!” aku memainkan tombol yang ada diruangan ini.
“Ini tombol apa?” tanyaku.
Molla, aku juga tidak mengerti tentang alat-alat yang ada disini,”
“Emm. Sae ri~yah! lanjutkan yang tadi. Mengapa kau sangat membenci Han ni?” Tanyaku.
“Kau tahu dia itu sangat sombong,” kata Sae ri.
“Kau sendiri? aku sangat heran mengapa kau punya keberanian seperti tadi?”
“Aku hanya melakukan hal yang benar. Aku akan melakukan hal itu pada yeoja yang tidak punya etika seperti dia,” jelasku.
“Kau tahu. Kalau saja tadi tak ada namja itu, pasti aku sudah habis meremasnya seperti kapas,” lanjutku.
“Kau tahu kan kalau semua mahasiswa mengaguminya karena kemampuannya?”
“Benarkah? Sepertinya ia terlihat tak memiliki otak. Kau lihat saja cara dia berbicara. Hahaa.. Masalah bakat, aku juga bisa mengalahkannya,” kataku yang hanya candaan pada Sae ri.
“Kau becanda,”
“Iya aku becanda,” kataku sambil tertawa.”Park Han ni. Neon nappeun yeoja!” ucapku dengan suara lantang dan kemudian kembali tertawa.

Author POV
Hyo Joo dan Sae ri tengah asyik becanda dengan menjadikan Han ni sebagai objek mereka. Tanpa mereka sadari bahwa Hyo Joo telah menekan tombol yang dapat mengeluarkan suara mereka hingga terdengar keseluruh antero kampus kecuali kelas dan ruang Dosen.
Semua mahasiswa segera mendatangi tempat asal suara itu.  Han ni yang mendengar itu pun dengan geram menuju asal suara itu.
Eunhyuk yang tengah asyik menyantap makan siangnya dengan Soo ae harus teganggu setelah mendengar suara Hyo Joo dan Sae ri.
“Anak itu! Apa mereka mau mati?” kata Eunhyuk.
Wae geurae? Bukankah itu suara Hyo Joo?” tanya Soo Ae bingung.
“Tepat sekali. Kita harus segera kesana,” Eunhyuk menarik tangan Soo Ae dan mengajaknya pergi.

oooOOOooo
“Aku lapar sekali,” ucap Sae ri sambil memegangi perutnya.
Keurom, ayo kita pergi kekantin,” ajak Hyo Joo.
Hyo Joo mulai membuka pintu perlahan. Betapa terkejutnya ia ketika melihat kerumunan mahasiswa yang sudah berdiri didepan pintu tersebut. Semua mahasiswa menatap aneh kepadanya.
Wae… “ kata Sae ri yang terpotong ketika ia melihat keluar.
“Ada apa ini, Sae ri?” bisik Hyo Joo.
Molla,” jawab Sae ri.
Tiba-tiba Han ni datang dan menghampiri Hyo Joo. Ia berdiri tepat didepan Hyo Joo. Sementara itu Eunhyuk dan Soo Ae pun tiba. Namun Eunhyuk mengurungkan niatnya untuk menghampiri Hyo Joo dan Sae ri ketika melihat Han ni yang tengah berdiri dihadapan Hyo Joo.
“Kita terlambat,” bisik Eunhyuk pada Soo Ae dengan wajah pasrah.
Soo Ae sendiri masih bingung atas apa yang terjadi.

oooOOOooo
Situasi semakin tegang saat Hyo Joo dan Han ni saling menatap tajam dan keadaan menjadi hening. Sementara terdapat dua orang namja tampan yang memperhatikan mereka disisi yang berbeda. Mereka adalah Donghae dan Kyuhyun.
“Kau yang bernama Hyo Joo?” tanya Han ni ekspresi wajah yang tak dapat dilukiskan.
Hyo Joo mengangguk ragu.
Chukhae! Aku terima tantanganmu,” kata Han ni kali ini dengan mengulurkan tangannya dan memasang senyum. Gadis itu benar-benar pandai sekali mengubah ekspresi.
“Maksudmu?” Hyo Joo semakin heran.
Han ni menyunggingkan senyumnya.
“Jangan pura-pura tak tahu. Semua orang disini sudah mengetahuinya kalau kau sudah menantangku. Maka dari itu aku terima tantanganmu. Bersainglah dengan sehat sampai terlihat siapa yang akan jadi pecundang,” jelas Han ni yang menurunkan tangannya.
Sementara Hyo Joo masih terdiam. Han ni beranjak pergi meninggalkan Hyo Joo yang masih mematung diantara kerumunan mahasiswa.
`Dasar yeoja pabo! Berani-beraninya dia menantangku. Lihat saja siapa yang akan menang,” batin Han ni saat tengah berjalan menjauh.
Terdengar suara-suara dengan nada sumbang terhadap Hyo Joo yang membuat Hyo Joo semakin lemas.
“Siapa dia? Berani-beraninya dia melakukan hal itu?” ucap salah seorang mahasiswa. Kemudian yang lain menyambut bergantian.
 Akhirnya tempat itu pun kembali sepi. Hyo Joo terduduk lemas dilantai dengan tatapan kosong. Eunhyuk menghampirinya dan menggerakkan telapak tangannya naik-turun didepan wajah Hyo Joo.
Gwaenchanayo?” tanya Eunhyuk. Namun Hyo Joo tak menjawab.
“Hyo Joo~yah!” panggil Eunhyuk lagi.
Kemudian Hyo Joo meraih baju eunhyuk. Tepatnya kerah baju eunhyuk dan mengguncangkannya sambil berteriak.
Wae? wae? wae? ah! Mengapa aku selalu mendapat masalah?” teriak Hyo Joo didepan Eunhyuk.
“Ya! Hyo Joo~yah! bisa kau lepaskan tanganmu? Aku tak bisa bernapas,” kata Eunhyuk.
Hyo Joo melepaskan tangannya dari baju Eunhyuk kemudian menangis.
Pabo! Mengapa nasibku selalu sial? Ahhhhhhhh!” Hyo Joo terus saja mengeluh sambil menangis.
“Sudah Hyo Joo~yah. sepertinya kau perlu istirahat,” saran Soo Ae.
“Soo Ae~yah! aku kesal! Benar-benar kesal!” rengek Hyo Joo.
Ne. Ara! Sekarang, mari kita pergi kekelas saja,” kata Soo Ae lembut.
Hyo Joo menurut dan pergi menuju kelas bersama Soo Ae.
Eunhyuk menghampiri Sae ri yang sedari tadi mematung.
“Ya! Kau pabo sekali,” kata Eunhyuk.
“Hyukie!” Sae ri memeluk Eunhyuk dan menangis.
Eunhyuk menjadi salah tingkah.
Wae?” tanya Eunhyuk.
“Aku malu sekali,” rengek Sae ri.
“Kau ini. gwanchana. Aku ada disisimu sekarang,” eunhyuk mengusap bahu Sae ri.
Kemudian Sae ri melonjak menghidari Eunhyuk seolah kaget atas apa yang ia lakukan barusan.
Wae? mengapa kau kaget begitu?” tanya Eunhyuk.
Ani. Aku ingin sekali mandi sekarang,” kata Sae ri.
Sae ri segera berlari meninggalkan Eunhyuk. Eunhyuk hanya menggeleng sambil tersenyum.

oooOOOooo

Han ni segera menuju kamarnya dengan raut wajah yang kesal. Ia mengunci kamar asramanya itu dan merebahkan tubuhnya dikasur.
“Dasar yeoja pabo! Berani-beraninya ia menghinaku. Tunggu saja pembalasanku,” ucapnya kesal.
Kemudian terdengar suara ketukan pintu. Han ni membuka pintu dan mendapati Donghae dihadapannya.
“Untuk apa kesini?” tanyanya acuh.
“Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja,” kata Donghae ramah.
“Sekarang sudah lihat, kan?”
“Emm. Rupanya kau baik-baik saja,”
“Kalau begitu?”
“Kalau begitu aku akan pergi sekarang,” kata Donghae.
Han ni hanya mengangguk seolah tak peduli. Ia kembali mengunci pintu. Dan kali ini terdengar kembali suara pintu yang diketuk. Ia berpikir bahwa itu adalah Donghae lagi.
“Ada apa lagi Dong..” kata-katanya terpotong saat melihat bukan Donghae yang ada dihadapannya.
“Han ni~yah!” seorang yeoja tersenyum senang dan memeluk Han ni.
“Hye na? kapan kau tiba?” tanya Han ni.
“Baru saja,” jawab Hye na.
“Boleh aku masuk?” lanjut Hye na.
“Tidak boleh!” kata Han ni. “ aku becanda,” lanjutnya dengan senyuman. Langka sekali Han ni tersenyum lepas seperti itu tanpa kedustaan.
“Tadi kau sebut nama Dong.. apa itu Donghae? Kau sudah bertemu dengannya?” tanya Hye na antusias.
“Sudahlah. Itu tidak penting,” kata Han ni.
“Mengapa kau begini? Bukankah kau sangat,..”
“Ku bilang jangan diteruskan,” potong Han ni. “Kalau ka uterus bicara, maka aku akan menyumbat mulutmu dengan bantal ini,” lanjutnya.
“Ne. Ara,”
“Anak manis,” Han ni mengelus rambut Hye na sambil tersenyum.

oooOOOooo

“Kriuuukkkkk!!” suara perut Hyo Joo berbunyi.
“Aishhh! Mengapa saat seperti ini perutku masih bisa-bisanya meminta makan,” keluh Hyo Joo.
“Apa tidak ada makanan?” tanya Hyo Joo yang sibuk mencari cemilan di tas miliknya. Ia berniat membangunkan Sae ri atau pun Soo Ae. Tapi, melihat mereka terlelap,  Hyo Joo tak berani melakukannya. Ia pun keluar kamar perlahan. Ia berharap ada makanan sisa didapur.
Ia menemukan sebuah roti yang berada diatas meja makan. Saat ia mencoba mengambilnya, tiba-tiba saja tangan lain sudah terlebih dahulu mencapai roti itu.
“Ya!” teriak Hyo Joo. Ia memandang namja yang mengambil rotinya.
Neo! Kembalikan rotiku!” kata Hyo Joo.
“Rotimu? Ini rotiku,” kata Kyuhyun yang tak mau mengalah.
“Berikan padaku! Aku sangat lapar,” pinta Hyo Joo.
“Kau ini yeoja macam apa? Pantas saja kau tubuhmu tak terjaga,” sindir Kyuhyun.
“Aisshhh! Aku lapar dan kau menghinaku, jangan buat aku marah!” kesal Hyo Joo.
“Baiklah aku akan memberikan roti ini padamu. Tapi kau harus mengikutiku,” perintah Kyuhyun.
“Kemana?”
“Ikut saja! Atau aku tak akan memberikanmu roti ini,” kata Kyuhyun.
Dengan terpaksa Hyo Joo pun mengikuti Kyuhyun. Kyuhyun membawanya kesebuah kelas kosong yang gelap.  Hyo Joo terlihat bingung dan takut.
“Tak usah takut,” kata Kyuhyun.
Hyo Joo memanyunkan bibirnya karena kesal perasaannya diketahui.
“Ini. makanlah!” kata Kyuhyun yang menyodorkan rotinya.
Hyo Joo memakannya dengan lahap.
“Cepat habiskan!” kata Kyuhyun.
“Kau pikir aku ini apa? bahkan  seekor buaya saja memerlukan waktu untuk mengunyah santapannya,” kata Hyo Joo kesal.
“Baiklah,”
Kyuhyun memainkan gitarnya saat Hyo joo tengah menikmati rotinya. Ia mulai menyanyikan beberapa bait syair lagu. Kemudian Hyo Joo berhenti mengunyah saat mendengar syair yang dinyanyikan Kyuhyun.
Wae?” tanya Kyuhyun.
“Bukankah itu puisiku?” kata Hyo Joo.
Jinja? Ini bukan puisi, tapi lagu,”
“Tapi lirik lagu itu puisiku,”
Kyuhyun tersenyum dan memandang Hyo Joo.
“Anak pintar,” ia mengelus kepala Hyo Joo yang semakin bertambah bingung.
“Apa maksudmu?” kata Hyo Joo yang menjauhkan tangan Kyuhyun dari kepalanya.
“Sekarang kita mulai berlatih menyanyikan lagumu,” kata Kyuhyun.
“Laguku? Kau serius?” tanya Hyo Joo antusias.
Kyuhyun mengangguk. “Siap?”
Ne. Siap,” kata Hyo Joo senang.
Mereka pun asyik menyanyikan sebuah lagu yang telah dibuatkan Kyuhyun untuk Hyo Joo ditengah malam.

oooOOOooo

Pagi ini Han ni sudah rapi tak seperti biasanya. Han ni berjalan dikoridor kampus. Ia berpapasan dengan seorang namja yang sepertinya ia kenal. Ia pun berhenti sejenak dan menoleh. Rupanya namja itu pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Han ni.
Mereka saling bertatapan dalam satu garis lurus.
Han ni tersenyum dan berkata, “Annyeong,” sapanya pelan.
Namja itu membalas senyum perlahan.

oooOOOooo

Han ni kini tengah duduk disebuah kursi yang ada disudut kelas dan Kyuhyun berada disampingnya. Terlihat suasana canggung diantara mereka.
“Aku dengar,” Han ni mencoba membuka pembicaraan. “Setahun yang lalu, kau..””
“Ne. Aku memang…,” potong Kyuhyun.
“Bukan begitu maksudku,” kali ini giliran Han ni yang memotong.
“Aku mengerti maksudmu sekarang. Sepertinya tidak usah diteruskan,” kata Kyuhyun pelan.
“Ne,” Han ni tertunduk.
“Kau. Kelihatannya sudah sangat berbeda sekarang,” kata Kyuhyun yang menoleh kearah Han ni.
“Benar. Semuanya berkata begitu,” Han ni menyisipi senyum disela ucapannya.
“Tapi aku tahu ada yang tak berubah,”
Ne?”
“Kau pasti tahu itu,” kata Kyuhyun yang segera beranjak dari kursinya.
“Ya! Eodigayo?” tanya Han ni.
“Kau tak dengar bell sudah berbunyi? Ayo masuk kelas,” kata Kyuhyun.
Jinja? Ne,” Han ni berlari menghampiri Kyuhyun. “Ah! Kita kan berbeda kelas. Keurom, aku duluan,” kata Han ni yang terlihat seperti anak kecil.
Kyuhyun tersenyum. “Ada satu hal yang tak berubah. Itu adalah sikap manjamu itu,” kata Kyuhyun yang kemudian tersenyum sendiri.

oooOOOooo
Flashback
Disebuah SMA Seni terlihat seorang yeoja manis yang tengah asyik menikmati Ice cream ditangannya sambil mendengarkan music melalui MP4-nya. Tiba-tiba seorang namja menghampiri dan langsung duduk disampingnya.
“Han ni~yah!” panggil namja itu, yang memiliki nama masih asyik dengan lagu yang terus mengiang ditelinganya.
“Park Han ni!” suara panggilan namja itu semakin kencang sehingga membuat yeoja itu kesal.
Wae?” tanya yeoja itu.
“Coba lihat ini,” namja itu menunjukkan sebuah majalah.
Yeoja itu melihat majalah tersebut dan sontak terkagum.
“Ini benar-benar diriku?” kata yeoja itu tak percaya. Namja itu mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian seorang namja lain datang dan langsung merebut majalah tersebut dari tangan yeoja tadi.
“ckckckckck… coba lihat yeoja ini. Sungguh malang sekali ekspresinya,” ledek namja itu.
“Ya! Kyuhyun~ah! Kembalikan!” kata yeoja itu.
“Donghae~yah! apa kau setuju padaku? Coba kau perhatikan lagi. ini benar-benar terlihat aneh. Ekspresinya seperti sedang menahan pipis,” Namja yang bernama Kyuhyun itu tergelak.
“Wah. Kau benar. Mengapa aku baru menyadarinya yah?” kata namja yang bernama Donghae.
“Aisshhh! Kalian berdua mau mati?” kata yeoja itu kesal.
Ani!” kata Kyuhyun dan Donghae bersamaan. “Lihatlah ubun-ubunnya sudah berasap sekarang,” bisik Donghae. Kyuhyun pun kembali tergelak.
“YA!” yeoja itu bertetiak kemudian bangkit berdiri. Donghae dan Kyuhyun berlari. Yeoja itu mengejar mereka. Kyuhyun dan Donghae tak hentinya meledek yeoja itu.

Flashback end

Kembali kemasa sekarang. Han ni tersenyum lirih saat kembali teringat masa-masa SMA bersama dua namja yang dahulu selalu menemaninya. Matanya menerawang jauh kelangit-langit kampus.
`Itu semua karena takdir sehingga kita sekarang terpecah,’ batin Han ni. `Maka dari itu aku benci takdir,’ lanjutnya.

oooOOOooo

“Nanananana… nanaana…” tak hentinya Hyo Joo bersenandung pagi ini.
“Ya! Sepertinya ada sesuatu darimu?” kata Sae ri.
“Maksudmu?”
“Tidak biasanya kau bersenandung. Apalagi aku tak pernah mendengar lagu yang kau senandungkan itu,”
Hyo Joo tersenyum kemudian merangkul Sae ri. “Tentu saja kau tak tahu. Ini kan laguku,” kata Hyo Joo percaya diri.
“Lagumu?”
“Emm. Laguku. Ini akan aku bawakan pada audisi vocal lusa,”
“Wah. Sepertinya kau sudah semangat sekali sekarang mengikuti audisi itu,” kata Sae ri dengan tatapan heran.
Wae? seharusnya kau senang, bukan?” kata Hyo Joo.
Ne. tentu aku sangat senang. Hanya saja sepertinya dirimu terlihat aneh,” kata Sae ri yang curiga dengan perubahan Hyo Joo.
Hyo Joo merasa tidak nyaman dengan tatapan Sae ri. “Ya! Soo Ae~yah? dimana dia?” tanya Hyo Joo mengalihkan.
Mollayo. Aku juga tidak melihat Hyukie,” kata Sae ri.
“Ah! Kau dengar itu? Bell sudah berbunyi. Kaja!” ajak Hyo Joo.
Mereka pun bergegas menuju kelas tari. Rupanya disana sudah ada Eunhyuk dan Soo Ae. Sae ri dan Hyo Joo pun menghampiri keduanya.
“Dari mana saja kalian?” tanya Soo Ae.
“Semoga saja nona-nona manis ini tidak membuat kekacauan lagi,” sindir Eunhyuk.
“Ya! Hyukie. Tolong jangan bahas masalah kemarin lagi yah,” rayu Sae ri.
Ne. Aku telat bangun pagi ini,” jawab Hyo Joo.
“Memangnya kau tidur jam berapa semalam? Tidak biasanya kau telat bangun,” tanya Eunhyuk.
Hyo Joo gugup dan menggaruk kepalanya. “Aku tidur seperti biasanya. Ne. aku tidak kemana-mana,”
“Tidak ada yang bilang kau keluar semalam,” kata Soo Ae curiga.
“Ah. Ne. aku lupa,” Hyo Joo semakin terlihat gugup.
“Sudah-sudah. Jangan buat masalah lagi!” kata Eunhyuk.
Mereka mulai focus pada pelajaran. Kemudian Oh Seung mi, dosen yang menangani pelajaran tari meminta seseorang yang dapat menari dengannya. Enhyuk segera mengacungkan tangannya. sepertinya ia memang sudah menunggu moment ini. Apalagi Oh seongsaengnim itu sangat menarik. Ia pun mulai menari bersama dengan iringan lagu `I wanna love you’. Benar-benar amazing tarian yang ia peragakan seoalah menyatu dengan Oh seongsaengnim.

oooOOOooo

Annyeong, oppadeul,” sapa seorang yeoja dengan senyum ramahnya.
Kedua namja yang tengah asyik berlatih vocal tersebut menoleh dan menatap bingung kepada yeoja itu. Mereka berdua bengong ketika melihat yeoja yang sama sekali tidak mereka kenal.
Annyeong,” yeoja itu tersenyum ambil melambaikan tangannya.
“Mengapa bengong?” tanya yeoja itu yang melihat kedua namja dihadapannya tak bicara sepatah kata pun.
Nuguseyo?” tanya salah seorang namja.
Naega?” yeoja itu menunjuk dirinya sendiri.”ah! aku lupa memperkenalkan diri. Naneun Shin Hye na imnida,” lanjutnya.
“Lalu. . .?” tanya namja satunya lagi.
“Donghae? Bukankah kau Donghae oppa?” tanya Hye na antusias.
Naega. Waeyo?”
Neo Donghae oppa?” Hye na segera memeluk Donghae. Sementara Donghae masih bingung atas perlakuan Hye na. Ryeowook pun terbelalak melihatnya.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Donghae risih dan melepaskan pelukan Hye na.
Mianhamnida,” Hye na membungkukkan badannya. “Aku sangat terharu sekali dapat bertemu denganmu. Aku adalah fans-mu. Sejak Han ni sering menceritakan semua hal tentangmu, aku menjadi kagum,” jelas Hye na.
“Han ni?”
“Emm. Bukankah kau sudah bertemu dengannya? Apa dia tidak bercerita tentangku?”
Ani,”
“Kalian benar-benar bertemu, kan?”
Ne, kami hanya bertemu sebentar,”
“Han ni sepertinya tidak membutuhkan Donghae lagi,” sela Ryeowook.
“Mana bisa seperti itu? Bukankah Han ni sangat merindukanmu. Bahkan dia selalu saja menceritakanku tentangmu,”
“Entahlah,” kata Donghae sambil mengankat kedua alisnya.
“Hye na~yah!” panggil seorang yeoja dari kejauhan.
Hye na menoleh. Begitu pula dengan Donghae dan Ryeowook.
“Han ni~yah? Wae geurae?” tanya Hye na yang melihat Han ni sudah berdiri didekat pintu sambil melipat kedua tangannya diperut.
“Apa yang kau lakukan disini? Ayo ikut denganku!” titah Han ni.
“Kemana?” tanya Hye na dengan wajah bingung.
“Ikut saja!”
“Pergilah!” kata Donghae yang berdiri dibelakang Hye na.
 Hye na menoleh dan tersenyum genit. “Oppa, na ganta. Nanti kita mengobrol lagi,” katanya kemudian melirik kearah Ryeowook. “Neo do,” kemudian ia menundukkan kepalanya sejenak. “Annyeong oppadeul,” ia melambaikan tangannya dan menghampiri Han ni kemudian berllau pergi bersama Han ni.

oooOOOooo

“Jadi seperti itukah yeoja yang selama ini kau nanti-nantikan?” tanya Ryeowook pada Donghae yang tertunduk muram.
“Sudah kuduga sejak awal,” lanjut Ryeowook. Namun Donghae masih terdiam.
Dalam lamunannya, Donghae teringat masa-masa dimana ia dan Han ni masih bersama. Mereka terlihat sangat bahagia.
“Saranghae,” bisik Donghae pada Han ni yang tengah asyik menulis.
Han ni menoleh dan menatap wajah Donghae dan menjulurkan lidahnya.
“Kau tak menyukaiku?” tanya Donghae yang mengerucutkan bibirnya.
“Ani,” Han ni kembali menulis.
Donghae yang kesal merebut sebuah buku yang tengah digunakan Han ni untuk menulis.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” kata Han ni kesal.
“Sebenarnya apa yang kau tulis sampai mengabaikan namja paling tampan sepertiku?” Donghae mulai melihat tulisan yang baru saja ditulis oleh Han ni. Terlihat jelas dibuku tersebut sebuah tulisan `Saranghaeyo, Lee Donghae’. Kemudian ia tersenyum senang dan meletakkan buku tersebut diatas meja yang ada dihadapannya. Ia  mencondongkan kepalanya kewajah Han ni.
“Ya! Dasar yeoja nakal!” kata Donghae yang mendekatkan wajahnya dengan wajah Han ni.
Han ni tersenyum.
“Tulislah lebih banyak kalimat seperti itu,” titah Donghae pelan.
Han ni tersenyum dan Donghae merangkulnya.

Donghae tersenyum lirih. Ia bahkan tak dapat mendengar suara Ryeowook yang tengah menyanyikan lagu `Memories’. Lamunanya sudah terlanur membawa separuh jiwanya menetap didunia khayalnya.

oooOOOooo

Hyo Joo POV

Aku merasa sangat tersiksa dengan mataku yang terasa berat. Ini semua pasti karena semalaman aku tak tidur. Tapi, itu setimpal dengan apa yang aku dapatkan. Setidaknya aku sudah tak bingung lagi menghadapi esok lusa.
Saat aku tengah berjalan tiba-tiba sebuah tangan menyentuh dinding dan menghalangiku. Aku sudah tahu kalau itu pasti tangan namja itu. Cho Kyuhyun.
Wae geurae?” tanyaku kesal.
Ani,” katanya santai sambil masih dalam posisinya.
“Lalu mengapa kau menghalangiku?” tanyaku yang menahan emosiku. Kali ini aku memang memaksa seluruh emosiku agar tak meluap.
“Aku hanya tak bisa bila sehari tak melihat wajah marahmu,” jelasnya yang membuatku geram.
“Minggir!” kataku.
“Kubilang minggir!” ulangku. Namun ia masih teteap pada posisinya. Aku pun berinisiatif menginjak kakinya. Ia mengerang. Dan itu adalah kesempatanku untuk pergi. Ia beruntung karena aku tak memakai heels.

Author POV
Donghae tak sengaja memergoki Hyo Joo dan Kyuhyun sedang bersama. Entah mengapa ia kelihatan tertarik untuk menetap dan menyaksikan mereka. Ia memperhatikan Kyuhyun yang seolah ingin mendekati Hyo Joo namun Hyo Joo terlihat tak suka dengan hal itu.
“Apa mereka mempunyai hubungan yang spesial?” gumam Donghae.
“Tunggu. Untuk apa aku memikirkannya? Sejak kapan aku seperti ini? omo!” lanjutnya yang kemudian memukul pelan kepalanya. Ia pun berbalik dan menjauh dari tempat itu.

oooOOOooo

Sinar matahari perlahan mulai sirna kembali keperaduannya. Udara dingin Seoul malam hari jelas terasa menembus dinding-dinding kokoh universitas ini. Itulah yang membuat universitas ini selalu sepi kala gelap mulai menyapa. Kebanyakan mahasiswa yang tinggal diasrama lebih memilih menutupi sekujur tubuh mereka dengan selimut hangat dan berbaring diranjang mereka.
Tidak dengan Hyo Joo. Entah apa yang tengah ia cari. Ia berjalan pelan dikoridor asrama. Entah tempat mana yang akan ia tuju. Sepi menyeruak tak menjadi halangan untuk melangkahkan kakinya. Terdengar suara lantunan nada piano. Mungkin itu yang membawa langkahnya. Ia pun sampai disebuah ruangan gelap. Nampak hening. Padahal jelas-jalas tadi ia mendengar suara piano berasal dari tempat ini. perlahan ia mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki lebih dalam lagi ruangan itu.
Hyo joo terhenti didepan sebuah piano. Ia menyentuh piano tersebut dan terbayang saat dimana halmeoni-nya selalu mengajarkannya bermain piano saat ia kecil. Kemudian ia memberanikan diri untuk duduk disebuah kursi dekat piano itu. Ia mulai menekan piano tersebut. Perlahan namun pasti ia melantunkan nada demi nada dengan jari jemarinya.
Awalnya nada itu terdengar lembut dan terharmonisasi dengan baik. Namun entah mengapa nada itu kemudian terdengar bising dan semakin berantakan. Hyo Joo menekan sembarang piano tersebut dengana perasaan marah. Ia pun berheti memainkan dan berteriak.
“Ahhhhh! Mengapa aku harus mengingat namja itu?!” keluhnya kesal.
Kemudian terdengar suara tepuk tangan dari arah pintu. Hyo joo menoleh dan memperhatikan sosok namja yang berdiri dari kejauhan. Ia masih belum bisa melihat namja itu dengan jelas karena ruangan yang gelap. Namja itu semakin mendekat. Dan akhirnya namja itu tiba tepat didepan piano. Hyo Joo memandang wajah namja itu dan mencoba menemukan jawaban siapa namja itu. Akhirnya ia menyadari bahwa namja itu adala Donghae.
Neo?” katanya kaget.
“Ya! yeoja Heels,” sapa Donghae yang membawa segelas kopi.”Kita bertemu lagi,” lanjutnya.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Hyo Joo.
“Harusnya aku yang menanyakan itu padamu,”
“Maksudmu?”
“Aku sedari tadi disini,”
“Aku tak melihatmu,”
“Itu karena aku keluar sebentar untuk mengambil kopi,” jelas Donghae.
“Oh,”
“Kau sendiri, malam-malam begini sedang apa? Bermain piano dengan hati yang geram begitu,”
“A.. A.. Aku hanya. . .” jawab Hyo Joo gugup.
“Hanya apa? kau selalu tak bisa menjawab pertanyaanku,” potong Donghae. “Sebenarnya permainanmu bagus,” kata Donghae yang semakin mendekati Hyo Joo. “Jika kau tak meluapkan kemarahanmu,” Donghae menunjuk kepala Hyo Joo.
Kemudian Donghae duduk disamping Hyo Joo. Ia melihat secarik kertas yang ada diatas piano dan mengambilnya.
Ige mwoya?” katanya sambil melihat tulisan dikertas itu.
Hyo Joo menoleh dan berusaha meraih kertas tersebut. Namun Donghae mencegahnya.
“Kembalikan punyaku!” kata Hyo Joo.
“Sebuah lagu? Benarkah ini sebuah lagu?” kata Donghae seolah tak percaya.
“Itu milikku,”
“Lagu ini, milikmu? Jinja?” tanya Donghae.
Ne. Oleh karena itu kembalikan padaku,”
Donghae malah mulai menekan piano dan memejamkan mata. Hyo joo yang berniat mengambil kertas yang kini ada dipiano tersebut terpaksa mengurungkan niatnya. Itu karena ia mendengar nada yang dilantunkan Donghae mirip dengan nada yang dilantunkan oleh Kyuhyun. Dengan kata lain itu adalah lagu milik Hyo Joo.
Donghae berhenti bermain piano dan menoleh kearah Hyo Joo yang tersenyum.
Wae?” tanya Donghae.
Hyo Joo terlihat terkejut karena menyadari Donghae memergokinya yang tengah tersenyum.
Ani,” jawabnya gugup. Seketika pipinya memerah. “Kau sangat pandai memainkan piano,” puji Hyo Joo.
“Sepertinya lagu ini sangat penuh perasaan. Aku suka,” kata Donghae. “Kau yang mengarangnya?”
“Bukan sepenuhnya diriku yang membuat,”
“Lagu ini punya makna untukmu?”
Ne. Lagu itu adalah hadiah untuk mantan pacarku, tapi . . .” wajah Hyo Joo berubah muram.
“Mantan pacar?”
Hyo Joo mengangguk. “Tapi aku sudah melepaskannya. Sebenarnya, sedang berusaha. Tapi rasanya sulit sekali,” lanjut Hyo Joo.
Donghae teringat kembali dengan kejadian tadi sore dimana ia melihat Hyo Joo dan Kyuhyun bersama.
“Jadi dia mantanmu,” gumamnya.
Mwo?” kata Hyo Joo yang kaget mendengar ucapan Donghae yang terdengar seperti ia mengenal siapa mantan pacarnya.
Ani. Aku mengerti perasaanmu saat ini. Menjauh, tapi sebenarnya ingin mendekat,” kata Donghae.
“Emm,” Hyo Joo mengangguk. “Cinta itu menakutkan.  Ketika kita telah merasakan apa itu cinta dan kemudian Cinta itu pergi tanpa pamit,” lanjut Hyo Joo.
Seketika suasana hening. Hyo Joo dan Donghae melebur dalam lamunan mereka masing-masing. Perasaan kehilangan yang amat dalam sama-sama mereka rasakan.

oooOOOooo

Hyo Joo POV

Aku tak hentinya memegangi dadaku yang sedari tadi terasa hampir tertembus oleh detakan jantungku yang amat kencang. Aku hampir meledak dengan alasan yang tak aku ketahui. Perasaan apa ini? aku terus mengelus dadaku. Aku segera menuju kamarku sebelum tengah malam. Aku tidak ingin terlambat bangun esok pagi dan mengacaukan segalanya. Rasanya aku ingin segera terlelap dan bermimpi indah.
Aku mulai membuka perlahan pintu kamarku agar tak ada yang terganggu. Aku segera merebahkan tubuhku perlahan dan menarik selimutku. Aku lihat disebelahku Soo Ae sudah terlelap. Tidurnya begitu nyenyak. Ia nampak cantik tanpa kacamata yang senantiasa betengger dikedua matanya.
oooOOOooo
Aku tengah sibuk menyanyikan laguku dengan ditemani oleh Kyuhyun disampingku. Aku heran karena tempat yang aku singgahi saat ini sama seperti ketika aku dan donghae bermain piano. Piano yang aku dan Kyuhyun mainkan pun sepertinya sama. Entah mengapa kali ini dia tak membuat sesuatu yang membuatku marah. Malah kami sempat saling melepas cenda dengan saling menyenggol bahu bergantian.
Saat kami asyik tertawa tiba-tiba saja sebuah tangan lembut dengan kasar menarik tanganku yang tengah menari-nari diatas piano. Aku menoleh kepada sang pemilik tangan. Rupanya itu adalah tangan milik seorang yeoja tepatnya adalah Soo Ae. Soo Ae menatapku garang.
“Wae geurae, Soo Ae~yah?” tanyaku bingung.
Soo Ae terlihat tengah menahan luapan amarahnya. Serasa bola kaca yang akan pecah. Hanya tinggal menunggu hitungan detik saja. Kemudian pecah.
“WAE GEURAE?!” bentak Soo Ae. “Harusnya aku yang menanyakan itu!” tangisnya pecah.
“S-s-s-soo ae~yah, aku tak mengerti,” kataku tergagap.
“Aku tak menyangka kau melakukan ini dibelakangku. APA YANG MEMBUATMU BEGINI? KATAKAN APA SALAHKU?!” emosi Soo Ae makin menjadi.
Sementara Kyuhyun hanya diam tanpa berkata apapun.
“Aku tak mengerti. Soo Ae~yah ku mohon jangan begini,” pintaku yang memegang tangannya.
Soo Ae malah menghempas tanganku hingga tubuhku lunglai dilantai. Aku menoleh kearah Kyuhyun yang membeku. Aku benar-benar bingung dengan apa yang tengah terjadi. Apa ini karena Kyuhyun? Pikirku.
“Soo Ae~yah, kau salah paham,” kataku.
“ANI! Tidak ada kesalahpahaman. Aku mengerti,” Soo Ae masih bersikeras memarahiku.
“Aku tak ada hubungan dengan Kyuhyun. Kami hanya teman, dia. . .”
“CUKUP!” bentak Soo Ae yang membuatku tertunduk.
“Aku pergi. Aku tidak ingin melihatmu lagi. Jangan pernah sesekali muncul dihadapanku lagi CHOI HYO JOO!!!”
Soo ae beranjak menjauh dariku. Aku berusaha menahannya. Kuraih kakinya dan aku pegangi. Aku tak henti-hentinya memohon pada Soo Ae untuk memaafkanku. Tangisku pecah. Namun  Soo Ae kembali menghempaskan tanganku tapi kali ini dengan kakinya. Aku terhempas. Mataku menerawang Soo Ae yang semakin memudar. Pandanganku kabur.
“HAJIMA!” teriakku.

Author POV

ANDWAE!” teriakan melengking dari mulut Hyo Joo yang masih terpejam mengganggu mimpi tidur Soo Ae dan Sae ri.
Soo Ae membuka matanya kemudian mengguncangkan tubuh Hyo Joo. Sementara Sae ri kelihatan belum begitu sadar.
“Ya! Hyo Joo~yah! wae geurae?” tanya Soo Ae panic.
Kemudian Hyo Joo membuka matanya cepat dan melihat Soo Ae dihadapannya. Ia segera memeluk Soo Ae erat.
“Kim Soo Ae,” rengek Hyo Joo.
“Ya! Kau ini mengapa memanggil namaku seperti itu?” tanya Soo Ae sambil mengusap bahu Hyo Joo.
Ani,” Hyo Joo melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya.
“Kau menangis?” ledek Soo Ae.
Mwo? Hyo Joo menangis? wae geurae?” sela Sae ri.
Na gwaenchana. Aku hanya mimpi buruk,” kata Hyo Joo.
“Yasudah. Sekarang pergilah bersihkan dirimu. Kita tidak boleh terlambat pagi ini,” kata Soo Ae.
Hyo Joo mengangguk dan pergi menuju kamar mandi.

oooOOOOoooo

Hyo Joo POV
Aku sangat tak bersemangat pagi ini. Kupegang sesekali mataku yang masih sembab. Aku terus menerus terpikir tentang mimpiku. Aku benar-benar takut. Itu tergambar jelas sekali. Bahkan aku sampai takut untuk memandang wajah Soo Ae.
Dari kejauhan aku melihat beberapa mahasiswa yang mengerumuni aula. Aku tertarik untuk mengetahui apa yang tengah mereka lihat. Aku berharap itu adalah sesuatu yang dapat membuat mood-ku kembali baik. Aku menyusup diantara kerumunan tersebut. bersusah payah diriku mencoba sampai akhirnya aku sampai didepan kotak kaca tempat yang sering digunakan untuk memasang informasi. Mataku membulat. Aku terbelalak melihat beberapa foto yang terpampang jelas disana. Tubuhku membeku. Lidahku kelu. Kakiku terasa merekat dengan lantai yang aku pijak. Aku benar-benar tak bisa bayangkan hidupku saat ini.
Aku mendengar kembali suara-suara sumbang itu. Jelas terasa pengang ditelingaku.
Kata-kata itu sukses meruntuhkan seluruh sel dalam tubuhku.

Soo Ae POV

Hancur! Itu kata yang paling tepat mewakili perasaanku saat ini. Apa aku pantas marah? Perlahan mataku sudah membuat bendungan dan siap tumpah. Mengapa terasa sesakit ini? Mengapa harus kau yang ada disana, Hyo Joo? Apa kecurigaanku selama ini benar? Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan? Sekujur tubuhku terasa dingin. Namun, hatiku panas mendidih. Apa ini yang namanya patah hati? Tiba-tiba saja pertahananku runtuh. Aku ambruk dan lunglai dilantai. Aku bahkan tak mempedulikan semua orang yang tengah menatapku aneh.
Tiba-tiba aku melihat sebuah sepatu yang aku kenal. Aku mendongakkan kepalaku perlahan. Rasanya aku ingin meledak saat melihat wajah yeoja yang ada dihadapanku ini.
“S-S-S-Soo Ae~yah,” ucapnya gugup.
Mendengar suaranya membuat bendungan dimataku tumpah. Darahku terasa semakin mendidih.
“Jangan dekati aku!” titahku. Aku mencoba mengumpulkan seluruh tenagaku untuk bangkit dan berlari menjauhinya dan tempat itu.
Aku terduduk dibawah pohon belakang universitas. Kuletakkan kedua tanganku dan melipatnya diatas lututku. Aku teringat kembali pada ucapan Han ni tadi malam.

Malam itu aku tengah asyik menyaksikan penampilan Kyuhyun seperti biasanya. Tak henti aku teriakkan namanya. Tiba-tiba seorang yeoja yang tak lain adalah Han ni menghampiriku. Ia berdiri disampingku.
“Kelihatannya kau menyukai namja itu,” selidik Han ni.
Aku mengangguk malu.
“Aku kira dia adalah pacar sahabatmu,”
“Sahabatku?” kataku bingung.
“Sahabatmu,” ia berpikir. “ Kalau tak salah dia yang bertengkar denganku,” lanjutnya.
“Hyo Joo? Tidak mungkin,”
“Bagaimana tidak mungkin? Aku melihat mereka begitu dekat,”
“Aku percaya pada Hyo Joo. Dia tahu kalau aku sangat menyukai Kyuhyun. Jadi, aku rasa ia tak akan melakukan hal itu,” kataku.
“Kalau ternyata ia melakukannya, bagaimana?”
“Kau terlalu mengada-ada,” kataku.
“Sahabat itu juga manusia, bukan? Sesuatu yang nampak indah tidak selalu indah pada kenyataanya,”
“Apa sebenarnya maksudmu?” tanyaku yang mulai kesal.
“Ani. Pikirkan saja olehmu. Berhati-hatilah,” katanya acuh sebelum ia benar-benar pergi dari sampingku.
Aku terus menangis tapi kali ini bukan karena aku cemburu melainkan karena aku kecewa pada sahabatku sendiri.

oooOOOooo
Author POV
Sae ri membujuk Hyo Joo yang terduduk lemas dilantai untuk bangkit dan pergi bersamanya. Eunhyuk pun membantunya. Hyo Joo pun menurut setelah beberapa saat Donghae datang.
Wae geurae?” tanya Donghae.
“Bukan urusanmu,” kata Hyo Joo hampa.
Hyo Joo pergi menjauhi tempat itu dan meninggalkan Donghae dengan tatapan hampa. Disampingnya, Sae ri dan Eunhyuk memegangi bahu Hyo Joo.
Sementara Donghae menatap foto-foto dihadapannya dengan lirih. Sepertinya ia juga tak tahu mengapa ia tiba-tiba menjadi orang yang peduli pada urusan orang lain. Ia menelan ludahnya dan menoleh kearah Hyo Joo yang semakin jauh.

“SIAPA YANG MELAKUKAN INI?!” teriak geram seorang namja yang baru saja datang.

TBC..
Nahloh... bagaimana dengan Hyo Joo dan Soo Ae?? hehehee...
yang udah baca jangan lupa di CL, ^^

Template by:

Free Blog Templates